PENAKSIRAN POTENSI HUTAN RAKYAT DAN PERANANNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Tiga Desa Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
DWI NARIARDI, Sahid
2000 | Skripsi | S1 KEHUTANANHutan rakyat di wilayah Kecamatan Cangkringan yang pada awalnya merupakan hasil program penghijauan, telah memberikan harapan baru bagi pemenuhan kebutuhan kayu masyarakat maupun kebutuhan industri. Penelitian ini bertujuan untuk menaksir potensi kayu hutan rakyat, serta mengetahui peranan hutan rakyat terhadap pendapatan petani di wilayah penelitian. Penelitian dilakukan di tiga desa di Kecamatan Cangkringan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. Populasi dikelompokkan menjadi tiga strata berdasar luas kepemilikan lahan. Jumlah sampel tiap strata ditentukan secara proporsional. Jumlah total sampel yang diambil beijumlah 60 orang dari 649 orang. Data penelitian meliputi data potensi hutan, data sosial ekonomi masyarakat, serta data pendukung yang relevan. Pengambilan data potensi dilakukan dengan pengukuran langsung, sedangkan data sosial ekonomi masyarakat diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner. Data pendukung diperoleh dari instansi terkait maupun penelusuran pustaka. Hasil penenelitian menunjukkan potensi hutan rakyat adalah 16.803 m3, terdiri dari potensi kayu sengon 9.118 m3, dan kayu lain 7.685 m . Kerapatan tanaman sebesar 401 pohon/ha pada diameter rata-rata 19,35 cm. Sebaran diameter pohon berbentuk J terbalik yang menyerupai sebaran diameter pada hutan hujan tropis tak seumur. Luas bidang dasar rata-rata sebesar 5,31m2/ha Sumber pendapatan responden meliputi hasil tegalan dan pekarangan, ternak, hutan rakyat (kayu-kayuan), dan hasil non sektor pertanian. Rata-rata pendapatan dari hutan rakyat (kayu-kayuan) adalah Rp 1.303.400,00/tahun per responden, yang memberikan kontribusi pendapatan sebesar 15,630% dari total pendapatan responden per tahun.
Kata Kunci : Penaksiran, pendapatan, potensi hutan rakyat