STUDI POTENSI RUMPUT MAKANAN TERNAK DIHUTAN PRODUKSITERBATAS DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN DESA DENGAN SILVOPASTURE
ELI NUR NIRMALA SARI, Moch. Sambas Sabamurdin
2000 | Skripsi | S1 KEHUTANANPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa sampai saat ini masih banyak teijadi penggembalaan liar di hutan oleh masyarakat sekitar hutan. Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh kehutanan yaitu adanya tekanan terhadap hutan karena teijadi penggembalaan secara liar. Adanya penggembalaan liar tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan terhadap pohon kehutanan, terutama teijadi kematian pada tanaman muda karena tanaman muda masih peka terhadap penggembalaan, serta teijadinya pemadatan tanah yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan tanah menjadi mudah tererosi. Penelitian ini dilakukan agar dapat dicari altematif pemecahan terhadap masalah yang ada agar hutan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dan kehutanan sendiri, sehingga makanan temak dapat terpenuhi secara cukup dari hutan tanpa teijadi penggembalaan liar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung potensi hutan sebagai produsen rumput makanan temak. Penelitian ini dilakukan di Hutan Produksi Terbatas, Desa Mangkung, Kec. Praya Barat, Kab. Lombok Tengah, Prop. Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan adalah metode inventore dengan sampling yaitu dengan pembuatan Petak Ukur di Hutan Produksi terbatas dan wawancara dengan responden. Kesimpulan dari hasil penelitian, yaitu : (1) Terdapat empat spesies rumput makanan temak yang dominan di Hutan Produksi Terbatas yaitu Digitaria radicosa , Axonopus compressus, Eleusine indica, dan Desmodium triflorum. Sedangkan potensi produksi rumput makanan temak yang dihasilkan di Hutan Produksi Terbatas seluas 320 ha adalah 714.693,76 kg/bulan sampai dengan 823.440 kg/bulan.; (2) Faktor yang berpengaruh terhadap produksi rumput makanan temak adalah kerapatan tegakan. ; (3) Faktor yang mempengaruhi jumlah pengambilan rumput makanan temak di hutan oleh masyarakat adalah usaha penanaman tanaman makanan temak di lahan sendiri, jumlah kepemilikan temak , frekuensi pengambilan rumput makanan temak di hutan, dan frekuensi penggembalaan temak di hutan. ; (4) Pola pemeliharaan temak rakyat yang ada adalah sistem penggembalaan di lapangan (penggembalaan liar di hutan). ; (5) Pola penanaman hijauan makanan temak yang dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan adalah menanam tanaman makanan temak di sepanjang pematang pada tegalan milik sendiri.
This research was done to understand the reason of the wild shepherding in forest by the community around the forest. The problem arose was the pressure to the forest because of wild shepherding which caused damage on forest trees, mainly the dead of young plants, compaction of forest soil which caused the decline of soil fertility, and soil erotion. This research was done in order to find altematif solution to those problems so that forest can be used optimally by the community and the forestry, and therefore the livestock can be produced by the forest without wild shepherding. This research was aimed to calculate forest potency as ajiyestoek producer This was taken place in restricted production forest, Mangkung Village, West Praya Subdistrict, Center Lombok Regency, Province of West Nusa Tenggara. Inventore sampling method was used by making measure compartment and also respondent interview. The conclusions of this research were (1) there were 4 species of domminated livestock grass in restricted production forest ,i.e. Digitaria radicosa, Axonopus compressus,Eleusine indica, and Desmodium triflorum. The potency of livestock grass product in that 320 ha forest was 714.693,76 to 823.440 kg/month. ; (2) Factor affecting on livestock grass production was the density of stand. ; (3) Factor affecting the number of livestock grass removed by the community was the planting of livestock grass in their own land, the number of cattle, frequency of livestock grass removed, and frequency of the shepherding in forest. ; (4) Pattern of cattle raising was field shepherding (wild shepherding in forest). ; (5) Pattern of cattle livestock planting by the community around forest was the planting along bund in their own land.
Kata Kunci : Lombok, rumput, silvopasture