Laporkan Masalah

Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas (Community Based Tourism) di Desa Wisata Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga

KANITA KHOIRUN NISA, Dr Suharko, M.Si

2018 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh masyarakat bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini berbicara tentang Pengembangan Desa Wisata di Desa Wisata Panusupan yang diawali dengan kemunculan wisata religi yang belum dikembangkan secara maksimal. Dampaknya adanya ide-ide dari dari para pemuda lokal yang ingin menjadikan Desa Panusupan menjadi desa wisata, dan ide-ide tersebut didukung oleh Pemerintah Desa Panusupan. Desa Panusupan mulai dirintis untuk menjadi desa wisata yaitu pada tahun 2009 dan diresmikan menjadi Desa Wisata pada tahun 2014. Keinginan untuk menjadikan Desa Panusupan menjadi desa wisata disebabkan oleh adanya potensi wisata yang belum dikelola dengan baik. Dampaknya para pemuda memutuskan merantau ke luar kota. Setelah diresmikan menjadi desa wisata pada tahun 2014, Desa Panusupan mengalami berbagai perubahan Pengembangan yang dilakukan di Desa Wisata Panusupan ini berbasis CBT, dimana pengelolaannya ialah masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Adapun informan yang terlibat adalah Kepala Desa Panusupan, Pokdarwis Ardi Mandala Giri, Komunitas Lokal. Sedangkan instrument yang digunakan yaitu menggunakan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata di Desa Panusupan terbagi menjadi dua yaitu pariwisata sebelum adanya community based tourism dan pariwisata sesudah adanya community based tourism. Pariwisata sebelum CBT dikenal dengan wisata religi, makam Syekh Jambu Karang pada tahun 2009 ����¯�¿�½���¯���¿���½����¯�¿�½������¢����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½ 2014. Sedangkan, pariwisata sesudah adanya CBT yakni pada tahun 2015 ����¯�¿�½���¯���¿���½����¯�¿�½������¢����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½����¯�¿�½������¯����¯�¿�½������¿����¯�¿�½������½ 2018. Pariwisata sesudah adanya CBT di Desa Panusupan sangat beragam, yakni wisata petualangan, wisata Rumah Pohon, wisata Puncak Batur, wisata Sendaren, wisata Jembatan Cinta hingga wisata Batu Gilang Green Park. Selanjutnya, dengan adanya pariwisata berbasis CBT di Desa Panusupan menimbulkan kemanfaatan positif dalam bidang ekonomi dan sumber daya alam yang masih terjaga keasliannya. Hasil temuan selanjutnya yaitu tentang proses perkembangan pariwisata di Desa Panusupan yang berbasis masyarakat. Proses perkembangan pariwisata CBT di Desa Panusupan meliputi adanya partisipasi masyarakat, kelembagaan masyarakat, organisasi dan pengelolaan. Partisipasi masyarakat di sini berarti adanya keterlibatan aktif dari masyarakat sekitar dalam mengembangkan wisata di Desa Panusupan. Selanjutnya kelembagaan masyarakat di sini yaitu Pokdarwis sebagai penggerak dalam mengawali penggalian potensi wisata berbasis masyarakat di Desa Panusupan. Sedangkan organisasi-organisasi yang terbentuk di Desa Panusupan yaitu komunitas-komunitas di setiap dusun seperti komunitas Jong Adventure, komunitas Batur Adventure, komunitas Permatta, komunitas Batu Gilang. Kemudian, pengelolaan pariwisata di Panusupan berbasis CBT dilakukan secara bertahap dan sistematis, dimulai dari pengelolaan aksesbilitas, pengelolaan fasilitas yang ada di sana, pengelolaan keamanan dan lain-lain.

Tourism development carried out by the community aims to improve the economy and welfare. this study talks about the Development of Tourism Village in Panusupan Tourism Village which begins with the emergence of religious tourism that has not been fully developed. the impact was the ideas of local youth who wanted to make Panusupan Village a tourist village, and these ideas were supported by the Panusupan village government. The tourist village began to be pioneered as a tourist village in 2009 and was inaugurated as a tourist village in 2014. The desire to make Panusupan village a tourist village was due to the tourism potential that had not been managed properly. The impact of the youth decided to wander out of town. after being inaugurated as a tourist village in 2014, Panusupan tourism village experienced various changes. The development carried out in Panusupan Village is based on CBT, where the management is the community. The research method used in this study is a qualitative method with an ethnographic approach. while the informants involved were Panusupan Village Chief, Pokdarwis Ardi Mandala Giri, Local Community. while the instruments used are primary and secondary data sources. The results showed that tourism in Panusupan Village was divided into two namely tourism before the existence of community-based tourism and tourism after the existence of community-based tourism. Tourism before CBT was known as religious tourism, Syekh Jambu Karang's tomb in 2009 - 2014. Meanwhile, tourism after CBT was in 2015 - 2018. Tourism after CBT in Panusupan Village was very diverse, namely adventure tourism, Tree House tourism, tourism Puncak Batur, Sendaren tours, Jembatan Cinta tours to Batu Gilang Green Park tours. Furthermore, the presence of CBT-based tourism in Panusupan Village raises positive benefits in the field of economy and natural resources that are still preserved authenticity. The next findings are about the process of developing tourism in the community-based Panusupan Village. The process of CBT tourism development in Panusupan Village includes community participation, community institutions, organizations and management. Community participation here means the active involvement of the surrounding community in developing tourism in Panusupan Village. Furthermore, the community institutions here, namely Pokdarwis, are the driving force in initiating the exploration of community-based tourism potential in Panusupan Village. While the organizations formed in Panusupan Village are communities in every hamlet such as the Jong Adventure community, Batur Adventure community, Permatta community, Batu Gilang community. Then, CBT-based tourism management in Panusupan is carried out in stages and systematically, starting from managing accessibility, managing existing facilities, managing security and others.

Kata Kunci : pariwisata, komunitas, pariwisata berbasis masyarakat, partisipasi

  1. S2-2018-404238-abstract.pdf  
  2. S2-2018-404238-bibliography.pdf.pdf  
  3. S2-2018-404238-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-404238-title.pdf