PERBEDAAN SKOR DEPRESI PASIEN GAGAL ULTRAFILTRASI DIBANDINGKAN DENGAN YANG TIDAK GAGAL PADA PASIEN CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
PADMI BEKTILESTARI, dr. Noor Asyiqah S, Sp. PD - K.Psi.; dr. Iri Kuswadi, Sp. PD - KGH
2019 | Tesis-Spesialis | ILMU PENYAKIT DALAMLatar Belakang. Angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) berhubungan dengan permasalahan psikologis dan kualitas hidup yang buruk. Depresi merupakan permasalahan psikologis yang paling sering ditemukan pada kelompok pasien PGK yang menjalani terapi pengganti ginjal. Penelitian secara khusus yang menghubungkan antara gagal ultrafiltrasi pada pasien Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) dengan depresi belum ada hingga saat ini. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut dan dapat dilakukan berbagai pendekatan intervensi depresi pada kelompok pasien yang menjalani CAPD. Tujuan Penelitian. Mengetahui adanya perbedaan skor depresi pasien gagal ultrafiltrasi dibandingkan yang tidak gagal pada pasien yang menjalani tindakan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Metode. Penelitian potong lintang analitik untuk menilai perbedaan skor depresi pasien CAPD dengan kegagalan ultrafiltrasi dibandingkan dengan yang tidak gagal ultrafiltrasi di Poli CAPD RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Subjek penelitian terdiri dari 41 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian depresi dilakukan dengan menghitung skor total kuesioner BDI-II dan dilakukan analisis dengan metode Mann-Whitney. Hasil Penelitian. Nilai rerata BDI-II pada penelitian ini adalah 12 +- 8. 1. Skor depresi berdasarkan BDI - II adalah jika nilai sama atau lebih dari 17. Pada penelitian ini 7 subjek penelitian (17,1%) mengalami depresi. Nilai BDI -II pada kelompok tidak gagal ultrafiltrasi 10,96+-7,25 dan pada kelompok gagal 13,38+-9,73 dengan p= 0,633. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna nilai BDI-II antara kelompok yang gagal dengan yang tidak gagal ultrafiltrasi.
Background. High mortality and morbidity in patients with Chronic Kidney Disease (CKD) are associated with psychological problems and poor quality of life. Depression is a psychological problem most often found in groups of CKD patients undergoing renal replacement therapy. Specific research that links the failure of ultrafiltration in Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) patients with depression does not yet exist today. So that further research is needed regarding this matter so that various depression intervention approaches can be carried out in the group of patients undergoing CAPD. Aim of Study. This study aimed to determine the difference in depressive score of patients who failed ultrafiltration compared to those who did not fail in patients undergoing Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) in RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Method. A cross-sectional analytic study to assess differences in depressive score of CAPD patients with ultrafiltration failure compared to those who did not fail ultrafiltration in CAPD Clinic of RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. The research subjects consisted of 41 people who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Depression assessment was carried out by calculating the total score of the BDI-II questionnaire and analyzing it using the Mann-Whitney method. Result. The average value of BDI-II in this study was 12 +- 8. 1. Depression scores based on BDI-II are if the score is equal to or more than 17. In this study 7 research subjects (17.1%) are depression. BDI -II values in the non-ultrafiltration failure group 10,96+-7,25 and in the failed group 13,38+-9,73 with p= 0,633. Conclusion. There were no significant differences in BDI-II score between groups that failed and those that did not fail ultrafiltration.
Kata Kunci : PGK, CAPD, Ultrafiltrasi, Depresi, Skor BDI -II, CKD, CAPD, Ultrafiltration, Depression, BDI -II Score