OPTIMASI ALOKASI TRANSPORTASI GETAH PINUS SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GONDORUKEM DAN TERPENTING (STUDI KASUS DI KPH PEKALONGAN TIMUR)
ALEX DONALD SIREGAR, Agus Setyarso
1996 | Skripsi | S1 KEHUTANANMengingat semakin meningkatnya nilai ekonomi getah pinus dan juga didukung oleh semakin membaiknya pasaran serta meningkatnya permintaan gondorukem dan terpentin, maka Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur hams berusaha lebih efisien dalam mengelola getahnya sehingga keuntungan yang diperoleh semakin meningkat Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keuntungan adalah dengan menambah kuantitas produksi dan menekan biaya produksi. Usaha minimasi biaya produk dapat dilakukan antara lain dengan meminimumkan biaya transportasi yang akan dikeluarkan. Untuk melihat sampai seberapa jauh biaya transportasi tersebut dapat diminimumkan dan untuk mengetahui besamya pemasokkan getah, dilakukan suatu penelitian tentang pengaiokasian transportasi getah pinus menggunakan model transportasi. Penelitian ini bertujuan : Pertama, mengetahui besaruya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan alokasi transportasi getah yang optimal. Kedua, menghitung besarnya penghematan biaya transportasi getah antara alokasi menurut realisasi dengan alokasi yang optimal dari transportasi getah. Untuk mengetahui alokasi transportasi getah pinus yang optimal di KPH Pekalongan Timur dilakukan analisis data sekunder dari pelaksanaan kegiatan transportasi getah dalam tahun 1994. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah realisasi produksi getah pinus tiap petak sadap selama satu tahun, jumlah dan letak dari petak sadap, TPG dan PGT serta jarak dari petak sadap ke TPG dan jarak dari TPG ke PGT, kapasitas input tiap TPG dan PGT, biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi getah dan didukung oleh data tambahan yaitu laporan hasil kerja dan tarif upah tahun 1994. Model analisis yang digunakan adalah model transportasi dari program linear yaitu dengan menggunakan program komputer khusus, yaitu program LP 88. Hasil yang diperoleh adalah : pertama, pelaksanaan alokasi transportasi getah pinus di KPH Pekalongan Timur tahun 1994 dari petak sadap ke tempat pengumpulan getah (TPG) belum optimal. Kedua, demikian pula pelaksanaan alokasi transportasi getah pinus dari tempat pengumpulan getah ke pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) tahun 1994 alokasinya juga belum optimal. Hal ini disebabkan karena alokasi yang dilaksanakan masih kurang tepat yaitu masalah penentuan sumber getah yang akan diangkut dari petak sadap ke pabrik gondorukem dan terpentin kurang mempertimbangkan altematif yang memiliki biaya transportasi per kilogram yang lebih rendah. Ketiga, semakin besar prosentase penggunaan truk dinas untuk mengangkut getah pinus dari tiap TPG ke PGT penerima akan memberikan total biaya transportasi minimum yang semakin rendah.
Kata Kunci : Alokasi transportasi, getah pinus, industri gondorukem dan terpentin, sadap karet