HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DAN BIOLOGI DENGAN KEPADATAN KEONG ONCOMELANIA HUPENSIS LINDOENSIS DI NAPU, SULAWESI TENGAH DAN STATUS KERENTANAN TERHADAP NIKLOSAMIDE
I KADEK RUPAWAN, Prof. dr. Supargiyono, DTM&H., SU., Ph.D., Sp. Par (K).; Dr. Budi Mulyaningsih, Apt., M.S.
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU BIOMEDIKLatar Belakang: Schistosomiasis adalah penyakit parasit pada manusia dan mamalia yang menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia, yaitu di daerah dataran tinggi Napu, Lindu, dan Bada, yang disebabkan oleh Schistosoma japonicum dengan hospes perantaranya keong Oncomelania hupensis lindoensis yang distribusinya dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik dan faktor lingkungan biologis. Tujuan: penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan lingkungan fisik dan biologis terhadap kepadatan keong O. h. lindoensis di Napu, Sulawesi Tengah dan status kerentanan terhadap niklosamid. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dan analitik dengan rancangan cross sectional study yang dilakukan di dua Desa yaitu di Desa Tamadue dan Desa Maholo yang merupakan Desa endemis Schistosomiasis. Kepadatan keong diukur menggunakan 50 kali lemparan kotak ring 1m2 dan jumlah keong yang ada dalam kotak dihitung dan diidentifikasi. Faktor fisik yang diamati adalah suhu, pH air, dan kelembaban, sedangkan faktor biologi yang diamati adalah tumbuhan dan hewan. Hasil: Kepadatan keong O. h. lindoensis di Desa Tamadue dengan karakteristik persawahan lebih tinggi yaitu 685 keong (13,7 keong/m2) dibandingkan Desa Maholo 526 keong (10,52 keong/m2), dengan p<0,05. Hasil uji korelasi orang menunjukkan hubungan suhu dengan kerapatan keong dengan p <0,05. Lingkungan biologis Desa Tamadue dan Desa Maholo didominasi oleh tanaman rumput malela (Brachiaria mutica) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebagai tempat untuk keong O. h. lindoensis, sedangkan tingkat infeksi tikus di Desa Tamadue adalah 71,43% dan Desa Maholo adalah 75%. Hasil pengujian niklosamid dalam konsentrasi 5 mg, 4,29 mg, 3,58 mg, 2,86 mg, 2,15 mg, 1,43 mg, 0,71 mg dan 0,35 mg dalam 10 ml air, kematian keong O. h. lindoensis 100% dalam 24 jam pertama. Kesimpulan: Ada hubungan antara lingkungan fisik dan biologi dengan kepadatan keong O. h. lindoensis, moluskisida jenis niklosamid yang digunakan terhadap keong O. h. lindoensis masih sangat rentan.
Background: Schistosomiasis is a parasitic disease in humans and mammals that causes public health problems in many developing countries, including in Indonesia, namely in the highland areas of Napu, Lindu, and Bada, which are caused by Schistosoma japonicum with its host conch Oncomelania hupensis lindoensis whose distribution is influenced by physical environmental factors and biological environmental factors. Objective: this study was conducted to determine the relationship of physical and biological environment to the density of snail O. h. lindoensis in Napu, Central Sulawesi and susceptibility status to Niclosamide. Methods: The type of this study was observational and analytical with a cross sectional study design conducted in two villages, namely in the villages of Tamadue and Desa Maholo which were endemic villages of Schistosomiasis. The density of snails is measured using 50 ring box 1 m2 throws and the number of snails in the box is calculated and identified. The physical factors observed were temperature, pH of water, and humidity, while the biological factors observed were plants and animals. Results: Conch density O. h. lindoensis in Tamadue Village with the characteristics of higher rice fields, namely 685 snails (13.7 snails / m2) compared to 526 Maholo Village (10.52 snails / m2) with p<0.05. The person correlation test results showed a temperature relationship to conch density with p<0,05. The biological environment of Tamadue village and Maholo village is dominated by malela grass plants (Brachiaria mutica) and elephant grass (Pennisetum purpureum) as a place for snails O. h. lindoensis, while the infection rate of rats in Tamadue village is 71.43% and Maholo village is 75%. Niclosamide test results in concentrations of 5 mg, 4.29 mg, 3.58 mg, 2.86 mg, 2.15 mg, 1.43 mg, 0.71 mg and 0.35 mg in 10 ml of water, death of snail O. h. lindoensis 100% in the first 24 hours Conclusion: There is a relationship between the physical and biological environment with the conch density of O. h. lindoensis, the niklosamid type molluscicide used against O. h. lindoensis snails is still very vulnerable.
Kata Kunci : Schistosoma japonicum, Oncomelania hupensis lindoensis, Schistosomiasis, Schistosoma japonicum, Oncomelania hupensis lindoensis,