POLA SEBARAN DAN ASOSIASI BINONG (Tetramelesnudiflora)PADA HUTAN PRODUKSI TERBATAS DI DESA BATUDULANG KECAMATAN BATULANTEH KABUPATEN SUMBAWA

IKA MULYANINGSIH, Erny Poedjirahajoe, Musyafa

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Binong (Tetrameles nudiflora) merupakan jenis yang bernilai penting dari sisi ekonomis dan ekologis. Hal ini dikarenakan keberadaannya ikut menentukan fungsi ekosistem hutan danpohonnyamenjadi tempat bersarang lebah madu hutan, sehingga berpotensi terhadap ketersediaan madu sebagai sumber pendapatan masyarakat setempat. Adanya pemanfaatan kayu Binong untuk kayu pertukangan serta tingginya angka lahan kritis dalam kawasan hutan menjadi ancaman keberadaan Binong, sehingga diperlukan upaya pelestarian dan perlindungannya. Informasi karakteristik Binong yang memadai diperlukan untuk mendukung upaya tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, pola sebaran serta asosiasi Binong dengan jenis lain di HPT Desa Batudulang untuk menyediakan informasi karakteristik Binong secara ekologis. Penelitian dilakukan di HPT Desa Batudulang seluas 881,56 Ha dengan membagi lokasi berdasarkan ketinggian menjadi tiga kelas yaitu; 500-700 m dpl, >700-900 m dpl dan >900-1100 m dpl. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode garis berpetak, sejumlah 55 PU diletakkan secara sistematik dengan jarak antar PU dan jarak antar garis masing-masing adalah 400m. Pengamatan vegetasi tingkat pohon dilakukan pada PU 20x20m, tiang pada PU 10x10m, pancang pada PU 5x5m dan semai pada PU 2x2 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis di lokasi penelitian terdiri atas 79 jenis dalam 36 famili. Binong (Tetrameles nudiflora) pada berbagai tingkat tumbuh paling banyak dijumpai pada kelas ketinggian >700-900 m dpl. Pada ketiga kelas ketinggian Binong hanya dominan pada tingkat pohon tetapi pada tingkat permudaannya tidak dominan,hal ini menunjukkan regenerasi Binong tidak didukung oleh permudaannya. Pola sebaran Binong pada semua tingkat tumbuh adalah acak. Binong berasosiasi positif dengan Lagerstroemia speciosa, Elaeocarpus sphaericus dan Toona sureni pada tingkat semai, pada tingkat pohon dengan Litsea aceldentoide. Asosiasi negatif terjadi antara pohon Binong dengan Syzygium cumini.

Binong (Tetrameles nudiflora) has significant economy and ecology values due to its existence in determining the function of forest ecosystems and as the hives of forest bee which makes it potential source of local revenue. The demand of the woods for carpentry and the high rates of degraded land in the forest area become the threats, and the reasons of the necessity of Binong conservation and protection efforts. Moreover, sufficient information of Binong characteristics is needed to support the efforts. The study aims to determine the abundance, distribution patterns, and associations of Binong with other species in Limited Production Forest at Batudulang village to provide ecological characteristic information of Binong. The study is conducted in Limited Production Forest at Batudulang Village of 881,56 Hectares by dividing the sites into three classes based on the height, namely; 500-700 m asl, >700-900 m asl, and >900-1100 m asl. The method is the checkeredboard method in which 55 plots are established systematically, with the distance between the plots and the distance between each line is 400 m. Observations of tree level are carried out on plots of 20x20 m, pole level on plots 10x10 m, saplings level on plots 5x5 m, and seedlings level on plots 2x2 m. The results showed that the species composition in the study site consists of 79 species in 36 families. Binong (Tetrameles nudiflora) at various levels mostly grow well in the height of >700-900 m asl. At both height classes, Binong is dominant solely at tree level, and however, it fails at rejuvenation level which indicates the regeneration is not supported by the rejuvenation levels. Whereas the distribution patterns at all growth levels is random, Binong is positively associated with Lagerstroemia speciosa, Elaeocarpus sphaericus, and Toona sureni at seedlings level and with Litsea aceldentoide at tree level. Moreover, it has negative association with Syzygium cumini.

Kata Kunci : Binong, Tetrameles nudiflora, pola sebaran, asosiasi