UJI INSEKTISIDA ALAMI BERBAHAN DASAR BUNGA TAHI KOTOK (Tagetes erecta L.) TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus DEWASA

ALDON ACHBAR N, dr. Tri Baskoro Tunggul Satoto, M.Sc, Ph.D; dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H., M.Kes

2017 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

INTISARI Latar Belakang: Kasus Klinis Penyakit Filariasis diantaranya Filariasis limfatik (penyakit kaki gajah) Japanese Encephalitis, St.louis Encephalitis, dan West Nile terus meningkat. Virus ini merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini. Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis yang disebabkan dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Culex quinquefasciatus. Salah satu cara pengendalian vektor Filariasis, yaitu dengan penggunaan insektisida nabati atau alami. Hasil destilasi atau sulingan bunga tahi kotok (Tagetes erecta L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam pengendalian vektor karena berpotensi sebagai insektisida atau dapat digunakan sebagai obat nyamuk elektrik yang ramah lingkungan dan dapat menghindari efek buruk dari bahan kimia yang terkandung pada obat nyamuk elektrik yang berada di pasaran. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui daya bunuh minyak atsiri bunga tahi kotok (Tagetes erecta L.) pada konsentrasi 100% sebagai bahan dasar obat anti nyamuk elektrik cair, untuk mengetahui waktu mencapai KT50 dan KT90. Membandingkan apakah konsentrasi minyak atsiri bunga tahi kotok (Tagetes erecta L.) 100 % memiliki daya bunuh yang lebih cepat dibandingkan dengan obat nyamuk elektrik dengan bahan dasar transflutrin 12,38 g/l, diiuji pada mortalitas nyamuk Culex quinquefasciatus pada KT50 dan KT90. Metode penelitian: Quasi experimental dengan post test only group design. Nyamuk dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan, kelompok I (kontrol negatif), kelompok II (minyak atsiri bunga tahi kotok 100%), kelompok III (kontrol positif). Setiap perlakuan menggunakan 25 ekor nyamuk Culex quinquefasciatus berumur 2-5 hari yang dimasukkan kedalam ruang uji kemudian diberi paparan salah satu bahan dasar obat anti nyamuk elektrik cair, kemudian dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Nyamuk diamati sampai mengalami knockdown pada KT50 dan KT90. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis probit. Hasil pengamatan: Pada kelompok I (kontrol negatif), terdapat satu ekor nyamuk mati. Pada kelompok II (Tagetes erecta L.) didapatkan KT50 dan KT90 adalah 87,83 dan 247,88 menit. Pada kelompok III (kontrol positif) didapatkan KT50 dan KT90 adalah 40,99 dan 77,41 menit. Dengan batas kepercayaan 95%. Kesimpulan: Minyak atsiri bunga tahi kotok (Tagetes erecta L.) konsentrasi 100% memiliki daya bunuh terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus, namun daya bunuhnya lebih lama dibandingkan dengan obat nyamuk berbahan dasar transflutrin 12,38 g/l. Kata Kunci: Culex quinquefasciatus Dewasa, Tagetes erecta L., Obat nyamuk elektrik cair, Minyak atsiri, Insektisida.

A Natural Insecticide Test of Tagetes Flowers based (Tagetes erecta L.) Against Adult Culex quinquefasciatus Mosquitoes Aldon Achbar Novdinar1, Tri Baskoro Tunggul Satoto2, Tridjoko Hadianto2, 1Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada 2Department of Parasitology, Faculty of Medicine, Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Background: Clinical cases of filariasis disease including lymphatic filariasis (elephantiasis disease), Japanese Encephalitis, St. Louis Encephalitis, and West Nile continues to increase. This virus is a public health problem in Indonesia. Filariasis diseases caused and transmitted by Culex quinquefasciatus mosquito bites. One after analyze of control Filiariasis vector, i.e. with the use of natural insecticides. The results of the distillation or Tagetes flowers distilled (Tagetes erecta L.) is one of the plants can be used in vector control because it potentially as an insecticide or may be used as an electric anti-mosquito drugs an environmentally friendly and can avoid the bad effects of chemicals contained electric anti-mosquito drugs that is on the market. Objective: To know the killing power of Tagetes flowers (Tagetes erecta L.) essentials oils with 100% concentration as the basic substance electric anti-mosquito drugs, to know the time to reach KT50 and KT90. To compare whether essential oils of Tagetes flowers (Tagetes erecta L.) 100% concentrations has the power to kill a more fast compared to liquid electric anti-mosquito drugs with transflutrin 12,38 g/l against the mortality of Culex quinqufasciatus mosquitoes. Methods: Quasi experimental with post test only group design. Mosquitoes are divided into 3 groups treatment groups, group I (negative control), group II (essential oil of Tagetes flowers with 100% concentration), group III (positive control). Each treatment using 25 Culex quinquefasciatus mosquitoes entered into the test room then given exposure to one at the basic substance of an liquid electric anti-mosquito drugs, then replication is done as much as 3 times. Mosquitoes were observed until knockdown on KT50 and KT90. The observed result were analyzed using probit analysis. Result: The result showed that from group I (negative control), there was 1 mosquito who died after 24-hours. Group II (essential oil of Tagetes flowers) obtained KT50 was 87,83 minutes and KT90 was 247,88 minutes. Group III (positive control) obtained KT50 was 40,99 minutes and KT90 was 77,41 minutes. With 95% Confidence Interval. Conclusion: The essential oil from Tagetes flowers (Tagetes erecta L.) 100% concentrations have killing power against Culex quinquefasciatus mosquitoes, but the power to kill much longer time compared to transflutrin 12,38 g/l. Keywords: Culex quinquefasciatus, Essential oil, Tagetes erecta L., Electric liquid vaporizer, Insecticide.

Kata Kunci : Culex quinquefasciatus Dewasa, Tagetes erecta L., Obat nyamuk elektrik cair, Minyak atsiri, Insektisida.