Laporkan Masalah

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT SIBERIDA SUBUR RIAU TERHADAP KEBERADAAN HARIMAU SUMATERA (Panthera tigris sumatrae)

Gusti Herawati , Lies Rahayu Wijayanti Farida, Subeno

2013 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Riau merupakan kawasan yang mempunyai populasi Harimau Sumatera paling banyak. Akan tetapi, konversi lahan menyebabkan harimau Sumatra terancam mengalami kepunahan. Riau dikenal sebagai provinsi yang paling banyak terjadi konflik antara harimau dan manusia.Isu konflik yang paling popular yaitu mengenai konflik yang terjadi di perkebunan kelapa sawit PT Siberida Subur.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan konflik yang terjadi antara manusia dan harimau di sekitar perkebunan kelapa sawit PT Siberida Subur serta persepsi masyarakat terhadap keberadaan harimau Sumatra. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Pengambilan data primer menggunakan wawancara semi-terstruktur pada informan yang dipilih dengan metode snowball sampling. Informan berasal dari masyarakat yang tinggal di beberapa dusun sekitar perkebunan kelapa sawit.Data primer meliputi pengetahuan dan pandangan masyarakat menganai keberadaan harimau dan konflik yang terjadi serta harapan mereka untuk penyelesaian konflik tersebut. Data sekunder didapat dari laporan tim respon HTC (Human Tiger Conflict) WWF Indonesia, meliputi data keberadaan harimau dan satwa liar lainnya di sekitar perkebunan kelapa sawit serta data mengenai kondisi habitat harimau. Hasil penelitian ini adalah terdapat 3 jenis konflik yang terjadi antara harimau dan manusia yaitu harimau menyerang manusia, harimau memangsa ternak, dan harimau memasuki pemukiman. Persepsi masyarakat terhadap konflik berbeda beda. Persepsi positif yaitu masyarakat menganggap harimau merupakan satwa dilindungi.Konflik yang terjadi disebabkan kesalahan manusia dan perubahan alam.Persepsi negatif yaitu harimau merupakan suatu ancaman dan gangguan bagi kehidupan mereka.

Riau Province was considered to hold the largest numbers of Sumatran tiger. However, massive forest conversion caused Sumatran tiger in the brink of extinction. Riau is also known as one of the top province in the Sumatraisland with high human-tiger conflict incidents.It has been one of the popular issues about conflict between Sumatran Tiger and human which happened in PT Siberia Subur, a private own of palm oil plantationin Riau Province. This study aims to investigate and describe this conflict in addition from society perception. This study used qualitative research method consisted by primary and secondary data. Primary data was obtained through semi-structure interview method with snowball sampling. Interviewee were came from society where the conflict occurred and primary data included knowledge and perspective of society on the conflict and Sumatran tiger existence. Society expectation was also investigated within this primary data. Secondary data was obtained from HTC (Human Tiger Conflict) team of WWF Indonesia, comprised data on tiger existence and other wild life surrounding the palm oil area. Results found three types of conflict attack to human, cattle predation, and settlement entrance. Perceptions toward Sumatran tiger were found vary both negative and positive. Opinion put tiger as protected species represented positive perception. They assumed the conflict occured due to human error and land conversion. The negative one defined the tiger as a threat to society life.

Kata Kunci : harimau, konflik, perkebunan kelapa sawit, persepsi

  1. s1-2013-283327-abstract.pdf  
  2. s1-2013-283327-bibliography.pdf  
  3. s1-2013-283327-table_of_content.pdf  
  4. s1-2013-283327-title.pdf