Dinamika Norma dalam Proses Penerimaan Timor Leste sebagai Anggota Tetap ASEAN
MELINDA GULARSO , Dr. Riza Noer Arfani, M.A.
2019 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALSelama kurang lebih 16 tahun Timor Leste telah berjuang dan berproses untuk menjadi anggota tetap ASEAN. Namun, hingga tulisan ini selesai, ASEAN belum juga mencapai konsensus untuk menerima Timor Leste sebagai anggota ke-11 dari organisasi ini. Ada dua narasi yang intensi digunakan untuk menjelaskan mengapa Timor Leste tidak kunjung diterima: alasan instabilitas dan ketidakmampuan ekonomi. Interaksi antara dua hal tersebut menjadikan keputusan untuk menunda masuknya Timor Leste terlihat rasional karena dianggap akan memengaruhi proses integrasi kawasan menjadi sebuah komunitas yang satu. Nyatanya, yang terjadi tidak lah demikian. Dalam prosesnya, Timor Leste sudah jauh berkembang dan memperbaiki struktur kenegaraannya, dan juga terbukti mampu memenuhi prasyarat di atas kertas keanggotaan ASEAN. Namun, narasi soal "kapasitas ekonomi" dan "pembangunan ekonomi" yang dianggap masih lemah terus menjadi momok yang menahan aksesi Timor Leste. Skripsi ini akan menawarkan pendekatan baru di dalam melihat proses penerimaan Timor Leste sebagai anggota tetap ASEAN. Dengan menggunakan pendekatan identitas dan dinamika norma, ada dua argumen yang berusaha dibangun di dalam skripsi ini, yaitu: pertama, ada rekognisi dan adopsi terhadap norma baru terkait keterbukaan ekonomi yang memunculkan prinsip dan standar kelayakan baru dalam penerimaan anggota; dan kedua, Timor Leste belum diterima sebagai anggota tetap ASEAN karena dianggap tidak mampu memenuhi standar baru tersebut. Benturan antar kedua hal ini: internalisasi norma baru di tubuh ASEAN dan juga persepsi terhadap inkapasitas Timor Leste menjadi rasionalisasi baru mengapa Timor Leste tidak dianggap sesuai dengan identitas ASEAN sebagai sebuah "komunitas" yang pada akhirnya membuatnya tidak dianggap "layak" dan "sesuai" untuk menjadi anggota.
For nearly sixteen years, Timor-Leste had put her best efforts to become the next ASEAN member. Up till now, ASEAN's existing members has not yet reached the consensus on whether to accept Timor-Leste as one of their fellow. Many proposed that ASEAN's inaction towards Timor-Leste's membership proposal was caused by the country's political instability, moreover its economic incapacity. Although Timor- Leste has already fulfilled the basic requirements of ASEAN membership, the generic perception of Timor-Leste being under-developed and inadequate is seen as the main obstacles for the country's complete accession into the regional organization. This paper will try to offer a new perspective in order to analyze the accession process of Timor-Leste. Using the identity and norm-dynamics approach, there are two main arguments that are being proposed, those are: firstly, this paper argues that ASEAN has been acknowledging the emergence of a new set of norm related to economic openness. The recognition of such norm thus has created an adoption of new principle as well as a new standard of appropriateness in terms of accepting new member. Secondly, Timor-Leste is still seen as being incompatible and inappropriate to the new set of normative framework created by the adoption of economic openness norm. Thus, it is the clash of these two aspects: the new-internalised norm in the ASEAN structure and Timor-Leste economic incapacity that still prevent the country of being granted a full ASEAN membership.
Kata Kunci : Timor Leste, ASEAN, keanggotaan, siklus hidup norma, keterbukaan ekonomi