Dinamika dalam Upaya Penyelesaian Konflik antara Driver Online dan Driver Konvensional mengenai Perebutan Wilayah Operasi di Yogyakarta
DICKY ADRA PRATAMA, Dr.Rer.Pol. Mada Sukmajati, S.I.P., M.P.P.
2019 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANDewasa ini kemajuan teknologi informasi tidak dapat dihindarkan lagi. Kemajuan teknologi informasi ini diikuti dengan berkembangnya berbagai hal. Hal ini juga mendorong adanya inovasi di bidang transportasi dengan hadirnya transportasi on-demand berbasiskan teknologi informasi, atau lebih akrab disebut transportasi online. Dengan adanya transportasi online, masyarakat dapat merasakan kemudahan untuk melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain dengan biaya yang murah dan pelayanan yang memuaslam. Namun demikian, di sisi lain transportasi online tersebut menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat. Salah satu konflik yang mengemuka adalah konflik perebutan wilayah operasi Konflik ini ditandai dengan berbagai kejadian dari mulai pelarangan, bentrokan, intimidasi, hingga pemukulan yang dilakukan oleh driver konvensional. Hal ini sempat membuat driver online trauma sehingga mereka tidak berani beroperasi di wilayah tempat, seperti di Stasiun, Terminal, RS, dan Bandara. Hingga saat ini konflik tersebut masih terus berlangsung. Oleh karena itu menarik untuk mengikuti dinamika konflik tersebut. Berangkat dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana dinamika dalam penyelesaian konflik antara driver online dan driver konvensional di Yogyakarta dalam perebutan wilayah operasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus mengenai konflik antara driver online dan driver konvensional mengenai wilayah operasi yang terjadi di Yogyakarta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka teori konflik sosial dan resolusi konflik untuk menganalisis data yang penulis dapatkan. Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder dari berbagai sumber diantaranya wawancara langsung dengan berbagai pihak, observasi, studi literatur, dan pencarian data yang ada di media online. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa sumber konflik antara driver online dan driver konvensional adalah terkait dengan kebutuhan ekonomi atau mata pencaharian. Belum ada upaya resolusi yang berhasil menyelesaikan persoalan konflik perebutan wilayah operasi antara driver online dan driver konvensional yang terjadi. Berbagai pihak, baik driver online, driver konvensional, pemerintah dan pihak lainnya telah berupaya untuk menyelesaikan melalui strategi represif dengan mengeluarkan kebijakan dan cara-cara non-litigasi seperti negosiasi, mediasi, dan arbitrasi. Dari upaya-upaya tersebut, hanya resolusi non-litigasi dengan upaya mediasi berupa kompromi zona merah lah yang kemudian masih berjalan hingga saat ini. Zona merah merupakan titik kompromi yang disepakati bersama antara driver online dan driver konvensional mengenai wilayah operasi dengan menentukan titik penjemputan bagi driver online. Namun demikian, zona merah sendiri tidak sepenuhnya berhasil menyelesaikan konflik yang ada. Meskipun ada zona merah, konflik perebutan wilayah operasi masih terjadi hingga saat ini. Dengan demikian menurut penulis diperlukan upaya resolusi represif berupa kebijakan di tingkat pusat hingga daerah dengan melembagakan sistem pembagian wilayah yang mempertimbangkan berbagai aspirasi stakeholder.
Nowadays, the development of technology information was unavoidable. This development followed by other various things. This also encourage innovation in transportation sector with the presence of on-demand transportation based on technology, or often called by online transportation. With this existence of online transportation, people can feel easier doing mobility from one place to another with low costs and satisfying services. However, on the other hand this kind of transportation creates social conflicts in the society. One of the conflicts was the conflict over the operational area. The conflict was marked by various incidents ranging from bans, clashes, intimidation, and violence which are carried out by conventional drivers. This traumatized the online drivers, so they became afraid to work on some areas, such as Train Station, Bus Station, Hospital, and Airport. This conflict is still going on until this time. Therefore it is interesting to follow the dynamics. Based on the fact, this study aims to answer the problem about conflicts resolution of the clash between online drivers and conventional drivers in Yogyakarta on the struggle for operational areas. This study uses a qualitative research approach with method of case study to explain the conflicts between online drivers and conventional drivers regarding the area of operations that occurs in Yogyakarta. In this research, the writer using the social conflict theory and resolution conflict framework to analyze the data that have been collected. As for this study, the writers uses primary data and secondary data from various sources including in-depth interview with various actors, observation, literature study, and collecting data's from online media. From this research, the writer found the main causes of the conflict, that was economic or livelihoods needs from the driver. There is no resolution effort that successfully resolves the conflict issue. Various actors, both online drivers, conventional drivers, as well as the government have sought the resolution through repressive way by issuing policies and non-litigation methods such as negotiation, mediation and arbitration. From these things, only the non-litigation resolutions with mediation way consist of red zone compromise which is still continues until this time. The red zone is being compromise point for the operating area, which is accepted by both parties, by specifying the pickup point for online drivers. But, the red zone itself is not perfectly resolving the conflict. Even this red zone exists, conflicts over the operation area still continue today. Thus, according to this research, conflict resolution requires repressive strategies in the form of policies at the central and regional levels by institutionalizing the regional zoning systems which considering the various aspirations of stakeholders.
Kata Kunci : konflik, transportasi online, dinamika konflik, resolusi konflik.