PERKEMBANGAN USAHA BATIK DI KELURAHAN LAWEYAN, KECAMATAN LAWEYAN, KOTA SURAKARTA
MUH ADITYA PUTRA, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A.
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHBertahannya usaha batik hingga sekarang tidak terlepas dari adanya rasa kebangsaan dan usaha melestarikan budaya batik. Masalah yang dihadapi seperti biaya produksi dan lokasi. Laweyan merupakan daerah yang pernah berjaya di bidang batik dan dijuluki sebagai Kampung Batik Laweyan. Perkembangan usaha batik di Laweyan mengalami pasang-surut. Tahun 2004 dibentuk Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL) merupakan langkah untuk mengulang kembali masa kejayaan. Perlu diketahuinya perkembangan usaha batik kampung batik laweyan sebelum dan sesudah forum. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu mengidentifikasi karakteristik usaha batik, mata rantai usaha batik, dan perkembangan usaha batik di Kampung Batik Laweyan. Sampel yang digunakan yaitu usaha batik sebelum dan setelah terbentuknya forum. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menemukan jika luas lahan mempengaruhi jenis aktivitas usaha yang dilakukan. Sebagian besar usaha batik tidak memiliki lahan parkir. Kendaraan bermuatan besar seperti bis maka tidak bisa parkir di lokasi akan tetapi disediakan lahan yang berada di sekitar kampung batik. Mata rantai usaha batik dipengaruhi oleh jenis aktivitas usaha batik. Semakin banyak jenis aktivitas usaha batik, maka semakin luas jangkauan produk yang dipasarkan. Dengan adanya Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan (FPKBL), pola distribusi keruangan usaha batik sebelumnya mengelompok di tengah kelurahan dan sesudahnya menyebar pada hampir seluruh jalan lokal di kampung batik. FPKBL memiliki dampak positif pada perkembangan pengusaha batik baik dari segi jenis batik, area cakupan pemasaran, tenaga kerja, cara pemasaran dan media pemasaran.
The continuity of the batik business until now is inseparable from the sense of nationality and the effort to preserve batik culture. Problems that often arised is production costs and location. Laweyan is an area that once triumphed in batik business and called the Kampung Batik Laweyan. The development of the batik business in Laweyan experienced ups and downs. In 2004 the Batik Laweyan Village Development Forum (FPKBL) was formed as a step to repeat the golden age of batik business. It is necessary to know the development of the batik batik village business before and after the forum. This research has three objectives, namely identifying the characteristics of the batik business, the batik supply chain, and the development of batik business in Batik Laweyan Village. The sample used is batik business in laweyan before and after the formation of the forum. The research method used is descriptive quantitative with descriptive statistical analysis techniques. The results of the study found if the land area affected the type of business activities carried out. Most batik businesses do not have parking spaces. Large vehicles, such as buses, cannot be parked on site but parking area is available around the village of batik. The business link of batik is influenced by the types of batik business activities. The more types of batik business activities, the wider the range of products marketed. With the existence of the Batik Laweyan Village Development Forum (FPKBL), the spatial distribution pattern of the batik business was previously clustered in the middle of the village and afterwards spread to almost all local roads in the batik village. FPKBL has a positive impact on the development of batik entrepreneurs both in terms of the type of batik, the area of marketing coverage, labor, marketing methods and marketing media.
Kata Kunci : usaha batik, karakteristik, mata rantai, perkembangan usaha, forum pengembangan kampung batik laweyan (FPKBL) / batik business, characteristics, supply chain, business development, Batik Laweyan Village Development Forum (FPKBL)