Perubahan Sosial dan Budaya Kampung Ngadisuryan (Studi Tentang Perubahan Sosial dan Budaya pada Masyarakat Kampung Ngadisuryan Akibat Wisata Malam di Alun-alun Kidul, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta)
MONICA DARUMURTI, Dr. Hempri Suyatnya, S.Sos., M.Si.
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANNilai dan norma sosial dan budaya yang dianut oleh suatu masyarakat dapat menjadi landasan bagi karakteristik-karakteristik yang membentuk kompleksitas kehidupan sosial dan budaya masyarakat tersebut. Perubahan dalam nilai dan norma tersebut tidak hanya berarti cara berpikir suatu masyarakat saja yang mengalami perubahan, tetapi juga sebagian dari cara hidup mereka. Sebagai salah satu kampung yang berlokasi sangat dekat dengan Kraton Yogyakarta, nilai dan norma sosial dan budaya Kampung Ngadisuryan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma Kraton Yogyakarta, melebihi kampung-kampung Jeron Beteng yang lain, dan tetap dipertahankan meskipun nilai-nilai tersebut sudah banyak ditinggalkan di tempat lain. Masuknya warga Kampung Ngadisuryan ke dalam bisnis wisata malam Alun-alun Kidul menjadi awal terjadinya perubahan dalam nilai-nilai dan norma yang telah lama dipertahankan tersebut. Penelitian ini bertujuan menjelaskan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat Kampung Ngadisuryan, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta karena keterlibatan mereka dalam bisnis wisata malam di Alun-alun Kidul, Yogyakarta, serta proses terjadinya perubahan tersebut. Populasi penelitian ini adalah penduduk Kampung Ngadisuryan, dengan sampel yang diambil baik dari para pelaku bisnis wisata malam Alun-alun Kidul di Kampung Ngadisuryan maupun warga yang tidak melakukan kegiatan bisnis di sana. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik sampling non-probability, yaitu purposive sampling. Informan yang dipilih adalah mereka yang dianggap dapat memberikan informasi paling besar dan menyeluruh. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dengan informan, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masuknya warga Kampung Ngadisuryan ke dalam ranah bisnis mengindikasikan terjadinya perubahan nilai budaya masyarakat tersebut, yang kemudian membawa perubahan-perubahan dalam aspek-aspek sosial dan budaya mereka. Perubahan yang paling terlihat adalah pada kelas sosial yang ada di Kampung tersebut dan pada nilai dan norma sosial budaya. Hierarki sosial masyarakat Jawa yang terdiri atas terutama priyayi dan rakyat jelata sangat kental di Kampung Ngadisuryan, sehingga perubahan dalam dinamika kelas dalam masyarakat tersebut cukup kentara. Perubahan dalam dinamika kelas sosial itu sendiri menunjukkan terjadinya perubahan signifikan dalam nilai-nilai dan norma masyarakat Perubahan juga tampak pada prioritas dalam kegiatan-kegiatan sosial masyarakat, mata pencaharian, modal budaya makna Alun-alun Kidul bagi warga Kampung Ngadisuryan, serta makna Kraton bagi masyarakat Kampung Ngadisuryan.
Social values and norms held by a community became the basis of the characteristics that formed the complexities of its social and cultural life. Changes in those values and norms refer not only to the mindset of the community experiencing changes, but also to their way of life. As one of the villages built so close to Yogyakarta Sultanate, the values, norms, and culture of Kampung Ngadisuryan are very much influenced by values, norms, and culture within the Yogyakarta Sultanate Palace, even more so than the other villages within Jeron Beteng. Those values were held in a high regard, although they've been gradually left behind elsewhere. Kampung Ngadisuryan villagers' participation in the nightly business at Alun-alun Kidul became the beginning of changes in social values and norms that have for so long shaped the lives of the villagers. This research aimed to give light to the social and cultural changes that took place within the villagers of Kampung Ngadisuryan, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Daerah Istimewa Yogyakarta due to their involvement in the nightly business of Alun-alun Kidul Yogyakarta, and to describe the process of how those changes occurred. The population of this research was the villagers of Kampung Ngadisuryan, with samples taken from both the villagers who participate in the business and those who don't. The method used was descriptive qualitative, with non-probability sampling, specifically purposive sampling, as the sampling technique used. The informants chosen were those who were considered to be able to provide the widest and most in-depth information possible. Data gathering was done by observation, interviews, and literate review. This research shows that Kampung Ngadisuryan villagers' participation in business indicates that changes have taken place in the community's cultural values, which in turn brought about changes in their social and cultural lives. The most obvious change is to to the social class, and to their cultural values and norms. Javanese hierarchy which consists of the priyayi, or nobles, and the commoners was once very visible in Kampung Ngadisuryan, making the change to its rigidity quite visible. The changes in the dynamics of social classes itself shows that there are significant changes in the community's values and norms. Changes are also observable in the villagers' priorities in social events, field of work, cultural capital, and the significance of Yogyakarta Sultanate to the villagers of Kampung Ngadisuryan.
Kata Kunci : perubahan sosial dan budaya, Alun-alun Kidul, Kraton Yogyakarta, kelas sosial, priyayi