ETNOKONSERVASI MASYARAKAT DESA PANGANDARAN TENTANG PELESTARIAN RUSA TIMOR (Rusa timorensis) DI TAMAN WISATA ALAM/CAGAR ALAM PANANJUNG PANGANDARAN
WIDHYA DWI PRATIWI, Dr. Ir. Lies Rahayu Wijayanti Faida, M.P.
2019 | Skripsi | S1 KEHUTANANRusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu satwa dilidungi yang ada di Cagar Alam/Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran. Rusa mengalami perubahan perilaku makan yang mengakibatkan keluarnya rusa dari dalam kawasan menuju keluar kawasan dan berkeliaran di sekitar restoran, hotel, pinggir pantai hingga pemukiman untuk mencari makan. Fenomena keluarnya rusa dari kawasan mengakibatkan tingginya interaksi dengan masyarakat di luar kawasan. Hal ini dapat mengancam rusa ketika di luar kawasan. Kelestarian rusa di luar kawasan dapat tetap terjaga apabila masyarakat Desa Pangandaran memiliki nilai-nilai etnokonservasi. Nilai-nilai etnokonservasi merupakan nilai yang dimiliki masyarakat lokal dalam upaya melestarikan, melindungi, memelihara, menghargai serta memanfaatkan keanekaragaman flora maupun fauna berdasarkan pengetahuan-pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi nilai-nilai etnokonservasi masyarakat Desa Pangandaran tentang pelestarian Rusa Timor (Rusa timorensis) dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam tata nilai (budaya, norma, tradisi) yang ada di masyarakat Desa Pangandaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi yang dilakukan pada masyarakat Desa Pangandaran. Teknik pengambilan data meliputi wawancara mendalam terhadap informan kunci secara snowball, observasi partisipatif atau live in yaitu tinggal di lokasi penelitian dalam waktu tertentu, dan studi pustaka. Analisis data menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan menggambarkan dan menjelaskan secara rinci mengenai hasil yang diperoleh di lapangan dan divalidasi dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu pengecakan keabsahan data dengan cara membandingkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Pangandaran memiliki nilai-nilai etnokonservasi yang masih ada hingga saat ini. Nilai etnokonservasi yang di miliki masyarakat Desa Pangandaran terbentuk dari adanya kebijakan hukum dan telah dipatuhi sejak lama dan didukung oleh pengetahuan lokal. Nilai etnokonservasi terlihat dari tiga aspek yaitu pemanfaatan, perlindungan/pelestarian dan pemaknaan. Sementara itu, cara masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai etnokonservasi dalam kehidupan sehari-hari berupa penggiringan dan pelaporan penemuan Rusa Timor di luar kawasan dan tidak adanya budaya berburu di Desa Pangandaran.
Timor Deer (Rusa timorensis) is one of the animals protected in Pananjung Pangandaran Nature Reserve/Nature Tourist Park. The deer has undergone changes in eating habits urging them to escape the area and wander around restaurants, hotels, seashores, to settlements, in order to find food. Their escape has caused an increase in the interaction between Timor Deer and communities outside the area. Unfortunately, this phenomenon might endanger the animal. The preservation of deer can be maintained outside the area if the people of Pangandaran village hold the ethnoconservation values. They are values owned by local communities in preserving, conserving, maintaining, respecting, and utilizing both the diversity of flora and fauna based on local knowledge. This research aims to explore and identify the ethnoconservation values of Pangandaran villagers on Timor Deer (Rusa timorensis) conservation and the application of these values in daily activities as well as in value systems (culture, norms, traditions) within the community. This research applied the qualitative methods using ethnographic approach conducted on Pangandaran villagers. The data collection comprised in-depth interviews with key informants by snowball, participatory observation or live in whic is stay at the research location at certain time and literature study. The data analysis used descriptive qualitative analysis by describing and explaining in detail the results obtained in the field and validated by triangulation techniques. Triangulation technique is checking data validity by comparing. The results of this research indicated that the people of Pangandaran village still maintained the ethnoconservation values up to this date. Ethnoconservation values owned by the Pangandaran Village community are formed from the existence of legal policies and has been obeyed for a long time and is supported by local knowledge. The values were seen from the way the villagers responsibly utilized, conserved, maintained, and respected the deer around them. Meanwhile, the application of ethno-conservation values in daily life were displayed in the form of herding and reports on the discovery of Timor Deer outside conservation area, as well as the lack of hunting culture in Pangandaran Village.
Kata Kunci : Cagar Alam/Taman Wisata Alam Pananjung Pangandaran, Masyarakat Desa Pangandaran, Nilai-nilai Etnokonservasi, Pelestarian, Rusa Timor (Rusa timorensis);Ethnoconservation Values, Pananjung Pangandaran Nature Reserve/Nature Tourism Park, Pangandaran Villager