Revitalisasi Budaya Air : Studi pada Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di Samarinda
CHRISTA DINDA MELATI KUSUMADEWI, Dr. Suharko, S.Sos., M.Si.
2018 | Skripsi | S1 SOSIOLOGISungai merupakan suatu bentang alam yang vital bagi kehidupan manusia karena memberi banyak manfaat bagi seluruh makhluk Tuhan yang hidup di sekitarnya, terutama manusia. Namun keadaan sungai dewasa ini mulai terancam karena pembangunan yang tidak berpihak kepada lingkungan, seperti yang terjadi pada SKM yang dipenuhi sampah. Atas dasar hal tersebut, Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) hadir untuk mengusir keprihatinan terhadap sungai Karang Mumus yang kotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seluk-beluk GMSS-SKM dalam usahanya melakukan revitalisasi budaya air di sungai Karang Mumus yang terletak di kota Samarinda. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan melalui studi etnografis realis untuk dapat menggambarkan bagaimana latar belakang pendirian, pengorganisasian, aksi-aksi dan capaian yang telah diraih oleh GMSS-SKM. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif serta wawancara yang disajikan dalam bentuk foto dan keterangan deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa GMSS-SKM adalah gerakan lingkungan yang diorganisasikan oleh sekelompok jurnalis di kota Samarinda dan sekitarnya yang memiliki cita-cita untuk mengembalikan budaya air di kota Samarinda. Aksi pertamanya ialah memungut sampah di sungai Karang Mumus, kemudian aksi lingkungan lain pun dikembangkan lebih jauh seperti menanam pohon, membibit vegetasi lokal, melakukan pendidikan lingkungan melalui sekolah sungai dan kampanye lingkungan, melakukan penelitian tentang sungai dan melakukan pengembangan komunitas dengan mendukung potensi industri masyarakat sekitar sungai Karang Mumus, khususnya masyarakat desa Muang Ilir.
River is a vital landscape for human because it provides many advantages to all God's creatures that live around, especially humans. However, the current condition of the river is threatened because development is not in favor of the environment, as happened in the Karang Mumus river which is filled with lot of garbage. Based on that problem, the environmental movement that called as Gerakan Memungut Sehelai Sampah SKM (GMSS-SKM) was present to dispel concerns about the dirty Karang Mumus river. This study aims to find out the ins and outs of GMSS-SKM in its efforts to revitalize the culture of water in the Karang Mumus river located in Samarinda city. This research uses qualitative research methods which conducted through realist ethnographic studies to be able to describe how the background of the establishment, organization, actions and achievements achieved by GMSS-SKM. Data collection techniques are carried out by participatory observation and interviews which are presented in the form of photographs and descriptive information. The research founds that GMSS-SKM is an environmental movement organized by a group of journalists in the Samarinda city and its surrounding areas who have aspirations to restore the culture of water in Samarinda city. Their first action was to collect garbage in the Karang Mumus river, then other environmental actions which were developed further such as planting trees, seeding local vegetation, conducting environmental education through river schools and environmental campaigns, conducting research on rivers and developing communities by supporting the industrial potential of communities around Karang Mumus river, especially the Muang Ilir village community.
Kata Kunci : GMSS-SKM, Gerakan Lingkungan, Sungai Karang Mumus, Revitalisasi, Budaya Air.