Laporkan Masalah

KANDUNGAN KATEKIN (EGCG) SEMBILAN AKSESI TEH [Camellia sinensis (L.) O. Kuntze] PT PAGILARAN

GRACEZELDA VIVIANLI, Dr. Ir. TARYONO, M.Sc.

2019 | Skripsi | S1 PEMULIAAN TANAMAN

Teh adalah minuman terpopuler kedua di seluruh dunia dan merupakan sumber utama flavonoid seperti katekin. Epigallocatechin 3-gallate (EGCG) mewakili lebih dari 60% katekin total yang memiliki fungsi dalam pencegahan kebanyakan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kandungan EGCG sembilan aksesi teh di Kebun Pagilaran yatu Malabar-2 (Mal-2), Suka Ati-40 (SA-40), Tea Research Institute-2015 (TRI-2025), Pasir Sarongge-1 (PS-1), Kiara-8, Cinyuruan-143 (Cin-143), Sukamaju-118 (SKM-118), Tambi, dan Tambi Jingga), mengetahui hubungan kandungan EGCG dengan sifat morfologi teh, serta menentukan klon yang akan dikembangkan untuk meningkatkan manfaat hasil teh olahan dan/atau dapat digunakan sebagai pohon induk untuk keperluan pemuliaan. Penelitian ini menggunakan analisis ANOVA dan uji lanjut Scott-Knott 5%. Metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dipilih sebagai metode analisis yang cepat serta dapat memisahkan campuran menjadi komponen-komponen tunggalnya dengan spesifisitas dan ketelitian yang tinggi. Optimasi HPLC dilakukan dengan panjang gelombang 280 nm, perbandingan konsentrasi antara pelarut asam orto-fosfat 0,85%: air: asetonitril: metanol (v:v:v:v) sebesar 14:7:3:1 pH 4, dan kecepatan 1,2 mL/min. Hasil penelitian menunjukkan kadar EGCG klon Mal-2 sebesar 3,09%; PS-1 3,92%; SA-40 3,13%; Cin-143 5%; TRI-2025 4,52%; Kiara-8 3,42%; SKM-118 4,27%; Tambi 3,39%; dan Tambi Jingga 5,22%. Klon yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan manfaat hasil teh olahan dan/atau dapat digunakan sebagai pohon induk untuk keperluan pemuliaan pada klon Assamika adalah Cin-143, sedangkan pada klon Sinensis adalah Tambi Jingga dengan mempertimbangkan hasil dari kandungan EGCG dan sifat morfologi.

Tea is the second most popular beverage in the entire world and tea is the main source of flavonoids such as catechins. Epigallocatechin 3-gallate (EGCG) represents more than 60% of total catechins that function in preventing most diseases. These study aims to obtain the value of EGCG content of nine tea accessions of Kebun Pagilaran (Malabar-2 (Mal-2), Suka Ati-40 (SA-40), Tea Research Institute-2015 (TRI-2025), Pasir Sarongge-1 (PS-1), Kiara-8, Cinyuruan-143 (Cin-143), Sukamaju-118 (SKM-118), Tambi, Tambi Jingga), know the correlation between EGCG content with morphological traits, and to determine clones which can be developed to improve the usefullness of tea products and / or can be used as parent trees for breeding purposes. This research used ANOVA analysis and Scott-Knott 5% posthoc analysis. The HPLC method (High Performance Liquid Chromatography) was chosen as a fast analysis method and can separate the mixture into its single components with high specificity and accuracy. Optimization of HPLC was carried out with a wavelength of 280 nm, the ratio of concentration between 0.85% ortho-phosphate acid solvents: water: acetonitrile: methanol (v: v: v: v) was 14: 7: 3: 1 with pH 4. The results showed that EGCG levels in Mal-2 clone were 3.09%; PS-1 3.92%; SA-40 3.13%; Cin-143 5%; TRI-2025 4.52%; Kiara-8 3.42%; SKM-118 4.27%; Tambi 3.39%; and Tambi Jingga 5.22%. The clone that can be developed or can be used as parent trees for breeding purposes in the Assamica clone was Cin-143, while the Sinensis clone was Tambi Jingga by considering the results of EGCG content and morphological traits.

Kata Kunci : Tea, catechin, EGCG, Assamica, Sinensis, PT Pagilaran

  1. S1-2019-365678-abstract.pdf  
  2. S1-2019-365678-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-365678-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-365678-title.pdf