POTENSI POHON BERKHASIAT OBAT DI SUAKA MARGASATWA BUTON UTARA SUB BLOK HUTAN LABUNGKE SULAWESI TENGGARA

Ari Nurwijayanto, Djoko Marsono, Erny Poedjirahajoe

2012 | Tesis | S2 Kehutanan

Suaka Margasatwa Buton Utara merupakan salah satu komonitas yang kaya akan keanekaragaman spesies tumbuhan. Pohon sebagai salah satu penyusun ekosistem hutan merupakan tumbuhan yang memiliki potensi sebagai pohon berkasiat obat. Keterkaitan antara komponen penyusun hutan termasuk pohon berkasiat obat akan saling berinteraksi membentuk suatu ekosistem dengan ciri khas tertentu dan dalam hubungan yang kompleks. Kandungan senyawa metabolik sekunder pohon berkasiat obat banyak yang belum diteliti, sehingga potensi pohon berkasiat obat perlu didayagunakan untuk kemanusiaan juga untuk menjaga kelestariaan pohon tersebut dengan menggali bahan alam tersebut untuk digunakan sebagai obat. Penelitian dilakukan di Suaka Margasatwa Buton Utara Sub Blok Labungke dengan luas 106,8 ha, menggunakan metode analisis komunitas yang dilakukan dengan cara line plot sampling, dengan petak ukur 20 x 20 m, dengan jarak antar petak 150 m dan jarak antar jalur 200 m, intensitas sampling 1,57 %. Parameter yang diuji adalah frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, dan indeks keanekaragaman jenis. Metode wawancara semi terstruktur terhadap masyarakat lokal dilakukan untuk mengetahui potensi pohon berkhasiat obat. Uji fitokimia pohon berkhasiat obat meliputi uji Alkaloid, Saponin, Flavanoid, dan Tanin dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolik sekunder pohon. Nilai frekuensi dan kerapatan tertinggi pohon berkasiat obat ditempati Kulit Lawan (Cinnamomum culilawan BI. ) sebesar 0,26 dan 0,14 sedangkan nilai frekuensi dan kerapatan terendah Kanare (Canarium commune Linn ) sebesar 0,09 dan 0,04. Indek Keanekaragaman Jenis pohon berkasiat obat tinggi dengan nilai 0,587 dan keseluruan pohon 1,779. Terdapat 74 jenis pohon yang ada dilokasi penelitian, 16 jenis diantaranya termasuk pohon berkasiat obat. Berdsarkan uji fitokimia terhadap 9 jenis pohon berkhasiat obat hanya Penaga Lilin ( Messua ferrea L) yang mengandung kesemua zat yang diuji yaitu Alkaloid, Saponin, Flavanoid, dan Tanin.

Buton Utara Wildlife Reserve is one of community rich in flora diversity. Tree as a part of forest ecosystem is a plant that has potential as a medicinal tree. The linkage between components of forest, including medicinal tree spesies will interact to form an ecosystem with spesific characteristics and complex relationships. The content of econdary metabolic compounds of medicinal tree species have not been studied, so the potential of medicinal tree species need to use for humanity as well to keep the sustainability of it’s tree and explore it’s natural material for use as medicine. The study was conducted in Buton Utara Wildlife Reserve Sub Block Labungke with 106.8 hectares area, the distance between plots is 150 m and the line spacing is 200 m, sampling intensity is 1,57%. The parameters tested were the frequency, density, importance value index, and an index of species diversity. Semi-structured interview method was used to get to know the potential of medicinal trees species. Phytochemical test medicinal tree species include the Alkaloids test, Saponins, Flavanoid and Tannins test were done to get to know the content of secondary metabolic compounds of tree. The highest value of frequency and density of trees is Kulit Lawan (Cinnamomum culilawan BI.) of 0.26 and 0.14 while the lowest value of the frequency and density is Kanare (Canarium commune Linn) of 0.09 and 0.04. The diversity index of tree species with high medicinal tree value 0.587 and 1.779 all of tree. There are 74 species at the location of the study, 16 kinds of them including medicinal tree species. Based on phytochemical test from 9 medicinal tree species only Penaga Lilin (Messua ferrea L.) that containing all of Alkaloids, Saponins, Flavanoid, and Tannins test

Kata Kunci : Potensi pohon berobat, analisis komunitas, wawancara semi terstruktur, uji fitokimia.