Laporkan Masalah

Identifikasi zona alterasi dan struktur pengontrol alterasi di daerah endapan epitermal sulfidasi rendah dengan menggunakan metode magnetik di daerah Sangon, Kulonprogo, Yogyakarta

LUTFI AFGANI, Dr. Wahyudi, M.S.

2019 | Skripsi | S1 GEOFISIKA

Penelitian geofisika yang dilakukan dengan menggunakan metode magnetik telah dilakukan di Daerah Sangon, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memetakan zona alterasi hidrotermal sebagai tempat mengendapnya mineral emas serta untuk mengetahui struktur yang mengontrol alterasi tersebut. Pengambilan data geomagnetik dilakukan pada tanggal 30 April sampai 9 Mei tahun 2018. Pengukuran terbagi dalam 8 lintasan dengan jarak antar lintasan 125 m. Setiap lintasan terdiri dari 25 titik pengukuran dengan jarak antar titik 100 m. Data hasil pengukuran lapangan dilakukan koreksi IGRF dan koreksi diurnal sehingga menghasilkan peta anomali medan magnet total. Proses pengolahan selanjutnya adalah transformasi RTP (reduksi ke kutub), kontinuasi ke atas dan pemisahan anomali lokal dan regional. Proses selanjutnya adalah trasnformasi pseudogravitasi untuk membuat data anomali medan magnet menjadi anomali densitas semu untuk mempermudah interpretasi struktur geologi serta pemodelan 2.5 D untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan di daerah penelitian. Anomali medan magnet residual atau medan magnet lokal menunjukkan adanya nilai medan magnet rendah yang diperkirakan terjadi karena adanya proses Magnetic Destructive oleh fluida hidrotermal. Peta anomali pseudogravitasi juga menunjukkan adanya anomali densitas semu bernilai rendah yang diperkirakan terjadi karena perubahan mineral-mineral penyusun batuan akibat peristiwa alterasi hidrotermal. Peta anomali medan magnet residual atau medan magnet lokal dan peta anomali pseudogravitasi juga menunjukkan beberapa anomali bernilai tinggi dengan bentuk radial yang diperkirakan disebabkan oleh struktur geologi berupa intrusi. Hasil pemodelan 2,5 D menunjukkan bahwa di dearah penelitian tersusun oleh lapisan soil, zona alterasi argilik dan profilitik, satuan breksi vulkanik, batuan andesit serta intrusi andesit.

Geophysical research using magnetic methods has been carried out in Sangon, Kulonprogo, D.I. Yogyakarta. This research aims to map hydrothermal alteration zones and to find out the structures that control the alteration. Data acquisition of geomagnetic were taken in 8 lines with a distance between lanes 125 m. Each line consists of 25 measurement points with a distance of 100 m. Field measurement data is corrected by IGRF and diurnal variation to produce a total magnetic field anomaly map. The next processing is RTP (reduction to pole) transformation, upward continuation and separation of local and regional anomalies. The next process is pseudogravity transformation to make magnetic field anomaly data into apparent density anomalies to make the interpretation of geological structures and 2.5 D modeling is much easier. The magnetic residual anomaly or local magnetic field shows the existence of a low magnetic field value that indicating the presence of a Magnetic Destructive process by the hydrothermal fluid. The pseudogravity anomaly map also shows the existence of low-value pseudo-density anomalies caused by changing in the minerals that compose the rocks. Residual magnetic anomaly map or local magnetic field and pseudogravity anomaly map also show some high value anomalies with radial shapes caused by igneous rock intrusions. 2,5 D modeling shows that the study area is composed of soil layers, argillic and prophilitic alteration zones, volcanic breccia units, andesite rocks and andesite intrusions.

Kata Kunci : alterasi, metode magnetik, sangon

  1. S1-2019-362787-abstract.pdf  
  2. S1-2019-362787-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-362787-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-362787-title.pdf