Laporkan Masalah

STRATEGI PELESTARIAN DI KAWASAN BANGUNAN PABRIK GULA KALIBAGOR BANYUMAS

ARINA NINDYAR S, Drs. Musadad, M.Hum

2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Pabrik Gula Kalibagor Banyumas mulai beroperasi dari tahun 1839 hingga 1997. Saat ini Pabrik Gula Kalibagor merupakan peninggalan pabrik gula satu-satunya yang masih ada di wilayah Banyumas. Tinggalan kolonial di kawasan Pabrik Gula Kalibagor yang masih tersisa berupa pabrik, rumah dinas serta fasilitas umum bagi karyawan pabrik. Namun, setelah pabrik ditutup bangunan dibiarkan terbengkalai dan tidak terawat. Keadaan demikian tentu merupakan ancaman bagi bangunan yang memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai strategi pelestarian kawasan bangunan Pabrik Gula Kalibagor Banyumas dengan pendekatan Cultural Resource Management (CRM) dan alur berpikir induktif. Metode penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu (1) mengidentifikasi bangunan-bangunan kolonial di kawasan PG Kalibagor dari data primer dan sekunder, (2) melakukan kajian nilai penting dan potensi ancaman yang ada terhadap bangunan, (3) merumuskan strategi pelestarian terhadap kawasan bangunan PG Kalibagor. Hasil dari penelitian ini menghasilkan strategi pelestarian yang sesuai dengan ketentuan UU RI No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yaitu pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Langkah ke depan yang dapat dilakukan sebagai wujud pelestarian bangunan pabrik gula dengan memberikan rekomendasi strategi pelestarian bangunan kolonial di kawasan PG berupa rekomendasi fisik dan koordinasi. Rekomendasi tersebut juga disesuaikan dengan kondisi bangunan serta ketentuan undang-undang. Tentunya, penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi pemerintah dan pemilik bangunan dalam upaya pelestarian berupa pelindungan, pengembangan dan pemanfaatannya.

Banyumas Kalibagor Sugar Factory began operating since 1839 to 1997. The Kalibagor Sugar Factory is a legacy of the only sugar factory that still exists in the Banyumas region. Colonial relics in the remaining Kalibagor Sugar Factory area are in the form of factories, official homes and public facilities for factory employees. After the factory was closed the building was left abandoned and not maintained. Such a situation is a threat to buildings that have historical value. Therefore, research was conducted on the conservation strategy of the Banyumas Kalibagor Sugar Factory building area with a Cultural Resource Management (CRM) approach and an inductive methods. This research method is carried out in three stages, (1) identifying colonial buildings in the Kalibagor PG area from primary and secondary data, (2) assessing the important values and potential threats to the building, (3) formulating a conservation strategy for the building area PG Kalibagor. The results of this study produce a conservation strategy that is in accordance with the provisions of the Republic of Indonesia Law No. 11 of 2010 concerning Cultural Heritage, namely protection, development and utilization. The result can provide as a recommendations on the conservation strategy of colonial buildings in the PG area in the form of physical recommendations and coordination that are adjusted to the condition of the building and the provisions of the law. This research can be used as a recommendation for the government and building owners in conservation efforts in the form of protection, development and utilization.

Kata Kunci : Kata kunci: Banyumas, Strategi Pelestarian, Kawasan Pabrik Gula Kalibagor, Cultural Resource Management (CRM)/Keywords: Banyumas, Kalibagor Sugar Factory Area, Conservation Strategy, Cultural Resource Management (CRM)

  1. S1-2018-353504-abstract.pdf  
  2. S1-2018-353504-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-353504-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-353504-title.pdf