NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT NIAS DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ANAK DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBAHARUAN SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA

BENIHARMONI HAREFA, Prof. Dr. Marcus Priyo Gunarto, S.H., M.Hum.; Prof. Dr. Edward OS Hiariej, S.H., M.Hum.

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU HUKUM

Musyawarah yang dilakukan berdasarkan fondrako, sebagaimana yang dikenal dalam masyarakat Nias, mengandung nilai-nilai keadilan restoratif. Musyawarah tersebut melibatkan anak yang berkonflik dengan hukum dan keluarganya, korban dan keluarganya, salawa (pimpinan kampung) dan anggota masyarakat. Forum musyawarah sebagai kearifan lokal masyarakat Nias, dapat mengatasi kelemahan-kelemahan diversi sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012. Nilai-nilai kearifan lokal dalam penyelesaiaan perkara pidana anak, selayaknya mampu memberikan kontribusi terhadap pembaharuan pengaturan diversi secara khusus serta pembaharuan untuk mereformulasi sistem peradilan pidana anak secara umum. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi dari metode penelitian hukum (yuridis) normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis empiris digunakan untuk mengetahui bagaimana penyelesaian perkara melalui musyawarah berdasarkan fondrako, sebagai kearifan lokal masyarakat Nias, dapat mengatasi kelemahan-kelemahan diversi. Selanjutnya, pendekatan yuridis empiris digunakan untuk mengetahui, nilai-nilai kearifan lokal apa yang dapat berkontribusi dalam pembaharuan pengaturan diversi di masa mendatang. Musyawarah berdasarkan fondrako sebagai kearifan lokal masyarakat Nias, dapat mengatasi kelemahan-kelemahan diversi yaitu : dalam musyarawah kedudukan korban tidak lebih tinggi dari kedudukan pelaku, tidak terjadi penyalahgunaan hasil musyawarah, pemantauan keseharian anak menjadi tanggung jawab bersama. Nilai-nilai musyawarah berdasarkan fondrako yang dapat memberikan kontribusi bagi pembaharuan pengaturan diversi mencakup nilai dari tunofo, yang bermakna bahwa korban menyerahkan penyelesaian perkaranya sepenuhnya kepada forum musyawarah. Nilai dari bukti tidak disalahgunakan bahwa tidak fair atau tidak adil, bukti yang telah terungkap di sidang adat, digunakan untuk menjerat anak dalam proses peradilan lainnya. Nilai dari tanggungjawab bersama, berarti bahwa kesepakatan yang telah diputuskan bersama, merupakan tanggungjawab bersama.

Costumary forum based on fondrako, as is known in the Nias community, contain values of restorative justice. The meeting involved the children in conflict with the law and their families, victims and their families, salawa (village leaders) and members of the community. The Consultative Forum as a local wisdom of the Nias community, can overcome diversion weaknesses as regulated in Law Number 11 of 2012. The values of local wisdom in resolving child criminal cases, should be able to contribute to the renewal of special diversion arrangements and renewal for reformulate the juvenile criminal justice system in general. The research method used is a combination of normative and juridical (juridical) legal research methods. The empirical juridical approach used to find out how the settlement of cases through deliberations based on fondrako, as the local wisdom of the Nias community, can overcome diversion weaknesses. Furthermore, an empirical juridical approach is used to find out what values of local wisdom can contribute to the renewal of future diversion arrangements. Costumary forum based on fondrako as a local wisdom of the Nias community, can overcome diversion weaknesses, namely: in musyarawah the position of the victim is not higher than the position of the perpetrator, there is no abuse of the results of the costumary forum, daily monitoring of children is a shared responsibility. The musyawarah based on fondrako values that can contribute to the renewal of diversion arrangements include the value of tunofo, which means that the victim submits the settlement of his case entirely to the deliberation forum. The value of the evidence is not misused that is unfair or unfair, evidence that has been revealed at the adat trial is used to ensnare children in other court processes. The value of shared responsibility means that the agreement that has been decided jointly is a shared responsibility.

Kata Kunci : kearifan lokal, diversi, restorative justice