Perencanaan Penyediaan Perumahan bagi Pekerja Unit Produksi Pagilaran Kabupaten Batang
MURIA ISTAMTIAH, John Suprihanto., Dr., M.I.M.
2018 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)Intisari Rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang, disamping kebutuhan akan sandang dan pangan, serta rumah merupakan kebutuhan untuk hidup sejahtera dan sehat bagi setiap keluarga. Secara nasional angka backlog rumah pada tahun 2015 mencapai 11,8 juta unit. Pekerja UP Pagilaran secara turun menurun hampir mencapai 4 (empat) generasi telah menempati rumah dinas atau biasa disebut implasemen dengan kondisi yang sudah tidak layak huni. Karir perumahan para pekerja UP Pagilaran menunjukkan hampir 65 % tidak melakukan keputusan berpindah, namun melakukan penyesuaian rumah dengan menambah ruang dari bagian sisa tanah di sekitar implasemen yang menyebabkan ketidak teraturan bangunan, sehingga lingkungan kawasan rumah dinas tersebut kumuh. Para pekerja yang mempunyai rerata tingkat Pendidikan SMP dan SMA dengan penghasilan antara Rp 1 juta sampai Rp 3 juta per bulan sebanyak 82,26 % merupakan masyarakat berpenghasilan rendah yang mempunyai keterbatasan penghasilan untuk dapat mengakses rumah milik. Ketersediaan pasar perumahan yang sesuai preferensi hunian, dan tahapan karir perumahan pekerja yang ada perlu difasilitasi Perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga pekerja. Perencanaan penyediaan perumahan diungkapkan melalui perencanaan pemasaran, perencanaan operasional, perencanaan sumber daya manusia, perencanaan keuangan serta strategi keluar. Kata kunci: perencanaan, penyediaan perumahan, karir perumahan pekerja perkebunan teh.
Abstract Housing is one of the basic needs of everyone and a necessity for a prosperous and healthy life for every family. In 2015, the national number of housing backlogs was estimated at 11.8 million units. Workers of UP Pagilaran -for almost 4 (four) generations- have been dwelling in worker residence as known as implasemen which poorly maintained and certainly inadequate. The housing career of UP Pagilaran workers had shown that almost 65% decided not to move out of the house but chose to make adjustments by expanding the house on above the remaining part of the land around the implasemen which caused irregular building blocks, hence the occurrence of the slum in the neighbourhood. Workers who only hold secondary school and high school diploma, have the average amount of salary ranged from 1 to 3 million rupiahs per month, and 82,26% of them are classified as low-income people since they a very have limited access to adequate housing, moreover to own one. These workers need assistance from the Company in order to be able to access the houses that match their housing career stage, especially in the preference and affordability. Therefore, I would like to propose a housing provision planning through steps of marketing, operational, human resource, financial, and strategy planning. Keywords: planning, housing provision, housing careers of tea plantation workers.
Kata Kunci : perencanaan, penyediaan perumahan, karir perumahan pekerja perkebunan teh