PENGARUH PENJARANGAN DAN PRUNING TERHADAP PERTUMBUHAN TEGAKAN JATI (Tectona grandis Linn . f.) UNGGUL SELAMA 6 BULAN DI WANAGAMA 1 GUNUNG KIDUL
WAHYU ADE KURNIAWAN, Budiadi, Sukirno DP
2011 | Skripsi | S1 KEHUTANANPermintaan kayu jati semakin meningkat, namun produksinya kecil dan terus berkurang. Salah satu usaha untuk mempercepat produksi kayu adalah pemuliaan pohon yang dikombinasikan dengan tindakan silvikultur. Pemuliaan menghasilkan tanaman bergenetik baik, tapi diperlukan tindakan silvikultur di antaranya berupa penjarangan dan pruning untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kayu pada setiap tebangan Penelitian dilaksanakan pada tegakan jati unggul umur 5 tahun yang ditanam pada tahun 2004 di Petak 13 Hutan Pendidikan Wanagama I, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini menggunakan rancangan RBCD pola faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu penjarangan dan pruning. Penjarangan yang diberikan adalah 0% (kontrol), 25%, dan 50%, sedangkan pruning yang diberikan adalah dengan memangkas 1/3, 1/2, dan 2/3 bagian tajuk. Masing-masing kombinasi terdapat 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan diameter tercepat diperoleh dari kombinasi penjarangan 50% dan pruning 1/3, yaitu 1,37 cm, sedangkan pertumbuhan tinggi tercepat dari penjarangan 50% dan pruning 1/3, yaitu 175 cm. Intensitas cahaya tertinggi dari penjarangan 50% dan pruning 2/3, yaitu 84%. Perubahan volume tajuk terbesar dari penjarangan 50% dan pruning 1/3, yaitu 12 m 3 . Jumlah cabang terbanyak dari penjarangan 50% dan semua perlakuan pruning dengan jumlah 4 cabang baru.
The demand of teak wood is increasing, but the production is low and even decreasing. One effort to increase wood production is tree improvement combined with silviculture treatment. Tree improvement generates plants which have good genetic properties, but it should be supported by silviculture treament such as thinning and pruning in order to increase wood productivity and quality of each harvest. The research was conducted at the 5 years old stands of superior teak planted in 2004 on compartment 13 Wanagama I Forest Education, Playen Subdistrict, District of Gunung Kidul. It used RCBD with 2 factors namely thinning and pruning treatments. Thinning treatments were 0% (control), 25%, and 50% while pruning treatments were to prune 1/3, 1/2, and 2/3 the crown section. Each combination consist of 3 replications. The results showed that the highest diameter increment was obtained from combination of 50% thinning and 1/3 pruning that was 1.37 cm, while highest height increment from combination of 50% thinning and 1/3 pruning that was 175 cm. The highest light intensity from combination of 50% thinning and 2/3 pruning that was 84%. The greatest canopy volume change from combination of 50% thinning and 1/3 pruning that was 12 m3. The largest number of branches from combination of 50% thinning and all pruning treatments that were 4 new branches.
Kata Kunci : penjarangan, pruning, Tectona grandis Linn. f.