DAMPAK PENGGEMBALAAN KERBAU PADA TANAMAN JATI UMUR 3 DAN 7 TAHUN DI RPH KENTENG BKPH WALIKUKUN KPH NGAWI
RISHA KARISNADO, Sri Rahayu, Widaryanti Wahyu Winarni,
2012 | Skripsi | S1 KEHUTANANPenggembalaan ternak di hutan tanaman jati dapat merusak tanaman maupun tanah, terlebih apabila jenis ternak yang digembalakan adalah kerbau yang memiliki karakter bertanduk panjang dan besar, berkaki pendek dengan sepatu kuku yang besar, serta badan yang besar dan berat. Dengan mempertimbangkan bahwa tanaman jati terutama kelas umur muda cenderung lebih rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh ternak di dalam hutan, maka penelitian tentang dampak penggembalaan ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggembalaan kerbau pada perkembangan tanaman jati dan membandingkan dampak penggembalaan tersebut terhadap pertumbuhan tanaman jati umur 3 dan 7 tahun. Penelitian dilakukan dengan metode survey pada tegakan tanaman jati di RPH Kenteng, BKPH Walikukun, KPH Ngawi. Jumlah petak pengamatan: 15 petak ukur penggembalaan dan 2 petak ukur tanpa penggembalaan umur 3 tahun, serta 4 petak ukur penggembalaan dan 2 petak ukur tanpa penggembalaan umur 7 tahun. Parameter yang diamati: kuantitatif (tinggi, diameter), kualitatif (kelurusan, kerusakan batang) dan data pendukung menggunakan kuisioner dengan wawancara secara langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penggembalaan kerbau menyebabkan pertumbuhan tinggi tanaman jati umur 3 dan 7 tahun menjadi terhambat dan tidak normal, sedangkan pertumbuhan diameternya tergolong normal; pengaruhnya pada tingkat kelurusan batang sangat tinggi; intensitas kerusakan pada tanaman jati umur 3 tahun 1,3%-26,5% dan umur 7 tahun 26,4%- 34,5%. Dampak penggembalaan terhadap pertumbuhan tanaman jati umur 3 tahun lebih tinggi dibanding umur 7 tahun dengan selisih untuk tinggi 6,7 m dan diameter 7,3 cm; sedangkan untuk tingkat kelurusan batang tanaman umur 3 tahun lebih rendah dibanding umur 7 tahun dengan selisih 6%; dan untuk intensitas kerusakan tidak dapat dibandingkan karena penilaian menggunakan criteria yang berbeda.
Livestock grazing in Tectona grandis plantations may damage plants and soils, especially if livestock grazed is buffalo which has characters such as great long horns, short legs with large shoe nails, and a large heavy mass. That the Tectona grandis plantation especially at younger age class is tend to be more susceptible to damage caused by livestock in forest, therefore the research on the impacts of grazing is necessary. This research aims to evaluate the effect of buffaloes grazing on Tectona grandis plantation development and to compare the impact of grazing on Tectona grandis plantation growth at ages 3 and 7 years. The study was conducted by the method of survey on the stand of Tectona grandis plantation in RPH Kenteng, BKPH Walikukun, KPH Ngawi. Plots were observed : 15 grazing plots and 2 non grazing plots at age 3 years also 4 grazing plots and 2 non grazing plots qualitative (straightness, stem damage) and supporting data using questionnaires with direct interview. The result showed that buffaloes grazing activities caused inhibiting and abnormal for the growth of height of Tectona grandis plantation at ages 3 and 7 years, mean while the growth of diameter was relatively normal; the effect on stem straightness was very high; the damage intensity on Tectona grandis plantation at age 3 years was ranging between 1,3% -26,5% and at age 7 years was ranging between 26,4%-34,5%. The impact of buffaloes grazing on Tectona grandis plantation growth at age 3 years was higher than at age 7 years by difference of height 6,7 m and diameter 7,3 cm; mean while the level of stem straightness at age 3 years was lower than at age of 7 years by difference of 6%; and for the damage intensity could not be compared because of the assessment was using different criteria.
Kata Kunci : Hutan tanaman jati, penggembalaan, kerbau