Laporkan Masalah

The Impact of the Yogyakarta Idiosyncrasy Fund on the Tourism Sector in Yogyakarta

BAHRUL MUFLIH N, Professor Masaru Ichihashi

2018 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Undang-Undang Nomor 13 yang diterbitkan pada tahun 2012 (dikenal sebagai Undang-Undang Keistimewaan DIY) menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki wewenang khusus yang berbeda dari provinsi lain di Indonesia. Untuk mempertahankan dan mengelola status keistimewaan tersebut, Pemerintah Republik Indonesia mengalokasikan anggaran khusus (dikenal dengan sebutan Dana Keistimewaan) sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dana Keistimewaan yang dialokasikan untuk memelihara dan mengembangkan sektor budaya sebagai salah satu faktor keunikan DIY dapat pula diakses oleh sektor lain yang memiliki hubungan yang erat dengan pengembangan budaya, termasuk sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh Dana Keistimewaan pada sektor pariwisata di Yogyakarta yang diwakili oleh tingkat hunian hotel. Untuk mengevaluasi pengaruh tersebut, metode difference in differences (DID) digunakan dalam penelitian ini bersama dengan data panel dari 22 provinsi di Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Dana Keistimewaan berpengaruh positif terhadap sektor pariwisata di Yogyakarta. Tentu saja penelitian ini bukan tanpa batasan, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkapkan hasil yang lebih spesifik dan akurat.

The Law Number 13 issued in 2012 (known as the Yogyakarta Idiosyncrasy Law) stated that Yogyakarta has special authorities that differ from other provinces in Indonesia. To maintain those specialties, according to the law, the Government of the Republic of Indonesia has to allocate special budget (known as the Idiosyncrasy Fund) as a part of the national budget. Initially assigned for developing the cultural sector as the uniqueness of Yogyakarta, other sectors having appropriate relation to cultural development could access the fund as well, including the tourism sector. This study aims to evaluate the impact of the fund on the tourism sector in Yogyakarta which is proxied by the hotel occupancy rate. For evaluating the impact, the difference in differences (DID) approach was utilized in this study along with the panel data of 22 provinces in Indonesia. The findings suggested that the Idiosyncrasy Fund impacts the tourism sector in Yogyakarta positively significantly. Indeed, this study is not without limitations, and further studies are necessary to reveal more specific and accurate results.

Kata Kunci : Yogyakarta, Idiosyncrasy Fund, Difference in Differences

  1. S2-2018-402101-abstract.pdf  
  2. S2-2018-402101-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-402101-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-402101-title.pdf