IDENTIFIKASI SPESIES DAN VARIASI UKURAN KURA-KURA, BULUS, DAN LABI-LABI (REPTILIA: TESTUDINES) YANG DIPERDAGANGKAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LATHIFATUL FALIHA, Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc.
2018 | Skripsi | S1 BIOLOGIPopulasi kura-kura darat dan kura-kura air tawar Asia saat ini berada di bawah ancaman dari berbagai macam perilaku manusia (Van Dijk et al., 2000). Di Indonesia, perdagangan kura-kura semakin marak karena meningkatnya pencinta kura-kura di berbagai wilayah dan masih terdapat masyarakat yang mengkonsumsi kura-kura (bulus dan labi-labi). Salah satu aktivitas perdagangan kura-kura dapat dijumpai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies-spesies dan variasi ukuran anggota ordo Testudines yang diperdagangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey secara offline dan online kepada pedagang dan hobiis. Hasil survey secara offline (langsung) tercatat terdapat 48 spesies dari 10 familia, sedangkan survey online memperoleh hasil 35 spesies dari 9 familia dengan spesies asing terbanyak adalah 79% (offline) dan 70% (online) . Variasi ukuran anggota ordo Testudines yang diperdagangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut pada survey secara offline dan online paling banyak adalah individu juvenile, dengan persentase tertinggi adalah 100%. Jalur perdagangan di DIY berasal dari Muntilan, Wonogiri, Depok, Bandung, Bogor, Jakarta, Surabaya, Bojonegoro, Purwokerto, Cilacap, kemudian kura-kura di Jakarta berasal dari luar Indonesia dan pulau-pulau luar Jawa.
The Asian tortoise and freshwater turtle populations were currently under threat from various types of human behaviour (Van Dijk et al., 2000). In Indonesia, the turtle trade was increasingly prevalent because of the increase of turtle lovers in various regions and there were society who still consume turtles (softshell turtle). One of the turtle trade can be found in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). This study was aimed to find out the species and size variations of order Testudines members traded in the Daerah Istimewa Yogyakarta. The method used in this study is offline and online survey to traders and reptile lovers (which sometime are also become traders). The offline survey recorded 48 species from 10 family with the most foreign species was 79%, then in the online survey recorded 35 spesies from 9 family with the most foreign species was 79%. The most individuals based on size variations of the order Testudines members traded in the Daerah Istimewa Yogyakarta on the offline and online surveys were juvenile with the highest percentage was 100%. Trade routes in DIY came from Muntilan, Wonogiri, Depok, Bandung, Bogor, Jakarta, Surabaya, Bojonegoro, Purwokerto, Cilacap and turtles in Jakarta came from foreign country and outside Java.
Kata Kunci : Kura-kura, Bulus, Labi-labi, Perdagangan, Survey, Ukuran