Laporkan Masalah

PROYEKSI EMISI GAS CO2 REGIONAL ASEAN DARI PERDAGANGAN SEJAK BERLAKUNYA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015-2025

YANTI KUSMIATI, Dr. Evita Hanie Pangaribowo, Midec

2018 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGAN

Karbon dioksida (CO2) merupakan salah satu hasil produksi dari gas rumah kaca yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk menjadi penyebab utama peningkatan emisi CO2 antropogenik akibat pembakaran bahan bakar fosil. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) diperkirakan akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Berdirinya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 merupakan salah satu langkah meningkatkan perekonomian dan mengurangi kesenjangan antarnegara ASEAN. Usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi ini akan menimbulkan dampak lingkungan, yaitu meningkatnya emisi gas CO2. Pemanasan global, mencairnya es, kenaikan muka air laut hanya sebagian dari ancaman perubahan iklim. Model regresi data panel Ordinary Least Square (OLS) diterapkan untuk melihat bagaimana hubungan antara emisi CO2 dengan produk domestik bruto, populasi, keterbukaan perdagangan, dan total perdagangan. Hasil proyeksi emisi CO2 pasca MEA 2025 menunjukkan hubungan antara emisi CO2 dan variabel perdagangan,. Hubungan Environemntal Kuznets Curve (EKC) ditemukan meski belum akan mencapai titik puncak U-terbalik hingga 2025.

Carbon dioxide (CO2) is a type of greenhouse gasses that mainly causes global warming. Economic and population growth predominantly cause the increasing amount of CO2 emission due to fossil fuel combustion. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) is predicted to become one of world economic power. The establishment of ASEAN Economic Community (AEC) in 2015 is meant to boost economy and tightening economic gap among ASEAN countries. This effort to strengthen ASEAN economy through trade liberalization may result in environmental damage. Temperature rises, melting icecaps, and sea-level rise, are some of the climate change threats. Ordinary Least Square (OLS) regression model is applied to find the relationship among CO2 emission, GDP per capita, population, trade openness, and total trade. By projecting the future CO2 emission after AEC establishment, Environmental Kuznets curve is found but the turning point seems not occurring anytime soon until 2025.

Kata Kunci : Perdagangan Internasional, Emisi CO2, dan Environmental Kuznets Curve (EKC)

  1. S1-2018-365307-Abstract.pdf  
  2. S1-2018-365307-Bibliography.pdf  
  3. S1-2018-365307-TableOfContent.pdf  
  4. S1-2018-365307-Title.pdf