Studi Rasionalitas Rejimen Dosis Obat Penggunaan Obat pada Pasien Rawat Inap dengan Penyakit Ginjal Kronik
AFIFAH NUR DIANA PUTRI, Mawardi Ihsan, M.Sc., Apt.
2018 | Skripsi | S1 FARMASIPasien yang mempunyai gangguan pada fungsi ginjal akan mengalami penurunan kecepatan eliminasi pada obat yang klirensnya tergantung pada fungsi ginjal. Hal tersebut dapat mengakibatkan toksisitas karena terjadi penundaan eliminasi obat oleh tubuh, sehingga pada pasien dengan penyakit ginjal kronik perlu dilakukan penyesuaian rejimen dosis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada klinisi atau tenaga kesehatan dalam hal penyesuaian dosis pada pasien dengan ginjal kronik, sehingga dapat meningkatkan luaran terapi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran rasionalitas rejimen dosis obat-obat yang diberikan pada pasien rawat inap dengan penyakit ginjal kronik. Penelitian ini merupakan penelitian retropektif observasional dengan rancangan penelitian potong lintang. Pengumpulan sampel penelitian dilakukan dengan metode sampling secara simple random sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat persentase dan gambaran rasionalitas rejimen dosis tiap obat yang dipengaruhi oleh fungsi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 pasien terdapat 884 penggunaan obat. Dari penggunaan obat tersebut sebanyak 263 (29,75%) obat perlu perhatian sedangkan sebanyak 621 (70,25%) obat tidak perlu perhatian. Berdasarkan pada pemeriksaan kreatinin serum yang dilakukan selama rawat inap, kebutuhan penyesuaian dosis adalah sebanyak 279 kasus. Penggunaan rejimen dosis yang rasional adalah 192 (68,82%) kasus dan rejimen yang tidak rasional adalah sebanyak 87 (31,18%) kasus. Dari 87 kasus yang tidak rasional terdapat 53 (60,92%) kasus karena interval pemberian, 28 (32,18%) kasus karena dosis sekali pemberian, dan 6 (6,90%) kasus karena interval dan dosis pemberian yang tidak rasional. Berdasarkan pada perhitungan kadar obat yang tidak rasional dalam plasma darah, beberapa obat menunjukkan bahwa kadar dalam darah masih berada pada rentang terapi normal namun sebagian lagi menunjukkan kadar obat berlebih dalam darah.
Patients with impaired renal function will experience a decrease the rate of drug elimination whose clearance depends on kidney function. This may result in toxicity due to delay in drug elimination by the body, therefore adjustment of dosage regimen in patients with chronic kidney disease should be done. This study is expected to provide information on clinicians or health workers in dose adjusment in patients with chronic kidney disease to improve the outcome of patient therapy. This study aimed to rationality description of the dose regimen of drugs administered to hospitalized patients with chronic kidney disease. This study was an observational retropective study with cross sectional design. The research sample was collected by using simple random sampling method. Data analysis was done descriptively to see the percentage and description of dose regimen rationality of each drug influenced by renal function. The results showed that among of 100 patients there were 884 drug use. The use of these drugs as many as 263 (29.75%) drugs needed precaution, while as many as 621 (70,25%) of drugs don������¢���¯���¿���½���¯���¿���½t needed precaution. Based on serum creatinine test conducted during hospitalization, the need for dose adjustment was 279 cases. The result showed that rational dosing regimen was 192 (68,82%) cases and irrational regimen was 87 (31.18%) cases. Among 87 irrational cases, there were 53 (60.92%) cases due to the interval of administration, 28 (32.18%) cases due to dose administered, and 6 (6.90%) cases due to interval and dose administered. Based on the predictive calculation of irrational drug levels in blood plasma, some drugs indicate that blood levels of the drug are still in the normal range of therapy but some indicate excessive blood drug levels.
Kata Kunci : Penyakit Ginjal Kronik, Rasionalitas Rejimen Dosis, Penyesuaian Dosis