IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR GERAKAN TANAH MENGGUNAKAN METODE VERY LOW FREQUENCY DI DUSUN PENGGUNG, DESA PURWOSARI, KECAMATAN GIRIMULYO, KABUPATEN KULONPROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

MARIA ULFAH, Prof. Dr. Sismanto, M.Si

2018 | Tesis | MAGISTER FISIKA

Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi D.I Yogyakarta dikenal sebagai salah satu lokasi yang berpotensi cukup tinggi dalam terjadinya gerakan tanah. Kecamatan Girimulyo merupakan bagian dari sistem Perbukitan Menoreh dengan ketinggian antara 500-1000 mdpl dan memiliki kemiringan lereng tebing yang terjal (20º-35º), litologi pada lokasi penelitian tersusun oleh breksi andesit dan breksi tuff berumur Oligosen-Miosen yang telah mengalami pelapukan cukup tinggi, dan memiliki curah hujan tinggi secara umum sebesar 249 mm/bulan. Pada lokasi penelitian penggunaan lahan dimanfaatkan untuk persawahan dan perladangan. Faktor-faktor tersebut diduga sebagai salah satu penyebab utama terjadinya gerakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bidang gelincir gerakan tanah dengan menggunakan metode Elektromagnetik Very Low Frequency (VLF). Metode VLF terbagi menjadi 2 mode yaitu tilt mode dan resistivity mode. Metode ini merupakan metode geofisika yang cepat, ramah lingkungan dan efektif untuk memetakan struktur bawah permukaan. Hasil pengolahan data VLF menunjukkan variasi nilai resistivitas bawah permukaan terdiri dari dua lapisan, lapisan pertama ditadai dengan nilai resistivitas sebesar 1-40 ohmm dan memiliki volume 40% dari volume total diidentifikasikan sebagai lapisan yang bergerak berupa soil. Lapisan kedua memiliki nilai resistivitas >40 ohmm dan meliputi 60% volume total diidentifikasikan sebagai bedrock berupa breksi andesit. Berdasarkan kemiringan lereng, gerakan tanah menuju ke arah Utara dengan lokasi Bidang Gelincir bagian Timur terletak pada koordinat (408.700 m - 408.900 m) dan (9.145.300 m - 9.145.500 m) dengan kedalaman 15 meter dan kemiringan 22º memiliki tipe longsor Translasi. Bagian Barat (408.200 m - 408.400 m) dan (9.145.200 m- 9.145.500 m) dengan kedalaman 20 meter dan kemiringan 40º memiliki tipe longsor Rotasi.

Girimulyo District, Kulonprogo Regency, Special Region of Yogyakarta is known as one of locations with the most potentially high mass movement. Girimulyo District is part of the Menoreh Hills system with an altitude between 500-1000 mdpl and has a steep slope (20º-35º). The research area is mainly composed of weathered lithologies of andesit breccia and breccia tuff aged Oligosen-Miosen, and the rainfall rate reaches up to 249 mm/month. In research area, land are generally used for rice fields and cultivation. These factors are presumed to be the main trigger of mass movement. The research is intended to identification and analyze landslide slip surface by using very low frequency method (VLF), that is divided into 2 modes i.e. tilt mode and resistivity mode. This method is a rapid, eco-friendly and effective geophysical method to map out subsurface structures. The result of VLF data processing shows that the variation of subsurface resistivity value consisted two layers. The first layer is characterized by a resistivity value of 1-40 ohmm that has 40% of the total volume identified as soil. The second layer is characterized by a resistivity value of >40 ohmm that has 60% of the total volume identified as bedrock in the form of andesite breccia. Based on the slope, the direction of landslide is to the North. The location of Landslide slip surface, on the East at coordinates (408.700 m - 408.900 m) and (9.145.300 m - 9.145.500 m) with a depth of 15 meters, slope of 22º and produced Translational slide. On the West at coordinates (408.200 m - 408.400 m) and (9.145.200 m -9.145.500 m) with a depth of 20 meters, a slope of 40º and produced Rotation landslide.

Kata Kunci : Landslide, Slip Surface, Very Low Frequency Method, Resistivity