Laporkan Masalah

Fenomena Penandaan Siot pada Kata Majemuk Bahasa Korea: Analisis Peraturan Fonologis dan Hubungan Makna

MINTARSIH NUR A, Hwang Who Young, M.A.

2018 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA

Bahasa tulisan adalah cara untuk merekam bahasa lisan. Perekaman kata majemuk bahasa Korea tertentu ditandai dengan konsonan siot pada akhir akar kata pertama. Hal tersebut dilakukan untuk menandai adanya perubahan pelafalan ketika dua akar kata membentuk satu kata majemuk. Fenomena itu disebut fenomena saisiot. Penelitian ini membahas fenomena tersebut dari sisi fonologis dan dari hubungan makna antar akar kata pembentuk kata majemuk tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata majemuk yang mengalami fenomena saisiot dalam buku "Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia" dari jilid 1 sampai 6. Analisis dilakukan dengan menganalisis data berdasarkan teori fonologi dan hubungan makna antar akar kata. Data yang terkumpul diperoleh melalui studi pustaka kemudian diteliti secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penandaan siot muncul dikarenakan empat faktor yang bersifat fonologis, yaitu perubahan pelafalan menjadi tensed consonant, penambahan fonem n, penambahan fonem nn dan pengecualian. Berdasarkan hubungan makna, penandaan siot memiliki delapan hubungan makna antar akar kata yaitu kondisi, lokasi, waktu, tujuan, kepemilikan, tempat, perbandingan dan afiliasi

Written language is one of a way to record oral language. The recording of Korean language, especially in certain compound words, has a siot consonant as a marker at the end of its first root compound words. This occurs due to marking pronunciation change when two root of words that form compound words. This phenomenone called saisiot phenomenone. Therefore, this research discusses the siot marking by looking at it phonologically, as well as by looking into the meaning between root words. The data are compound words with siot marking gained from "Integrated Korean Language for Indonesians" from volumes 1 to 6. By incorporating literaly study and qualitative method, the data analyzed based on phonological rules and the meaning of words. The study indicates that siot marking appears due to four phonological factors: tensed consonant pronounciation change, addition of phonemes n, addition of phonemes nn and exception rules. Based on the meaning relation, siot marking has eight meaning relationships between the roots such as condition, position, time, purpose, possession, place, compare and affiliating.

Kata Kunci : Kata kunci : penandaan siot, saisiot, fonologi, akar kata, hubungan makna / Keywords: siot marking, saisiot, phonology, root word, meaning relation

  1. S1-2018-365545-abstract.pdf  
  2. S1-2018-365545-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-365545-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-365545-title.pdf