Romantisme Keputusasaan dalam Cerpen Sepku Karya Pramoedya Ananta Toer: Analisis Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann

DHEO BAYU SADEWA, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2018 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Cerpen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah cerpen Sepku karya Pramoedya Ananta Toer. Cerpen Sepku ini menarik karena terbit selepas Pramoedya keluar dari Balai Pustaka dan mulai menulis dengan mengikuti sistem pasar pada saat itu. Selain itu, Pramoedya yang telah mempelajari paham humanisme di era Balai Pustaka, pada masa ini mulai berkenalan dengan sosialisme. Cerpen ini menceritakan tokoh Aku yang bekerja pada sebuah kantor yang memiliki atasan dan kawan kerjanya. Tokoh Aku yang hanya menjabat sebagai bawahan bekerja dengan sepenuh hati dan taat pada aturan-aturan yang berlaku di kantor. Akan tetapi, hal tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh tokoh Sep, ia dinilai tidak totalitas dalam bekerja dan tidak taat pada aturan. Cerpen ini dianalisis menggunakan teori struturalisme genetik Lucien Goldmann. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur cerpen Sepku, mengetahui pandangan dunia dalam cerpen Sepku, dan konteks sosial pengarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua oposisi utama yaitu manusia dan dunia. Manusia di sini direpresentasikan oleh tokoh Aku sebagai hero yang mencari nilai-nilai otentik dalam dunia yang terdegradasi. Dunia di sini direpresentasikan oleh tokoh Sep sebagai pihak yang terdegradasi. Nilai-nilai otentik yang dibawa oleh tokoh Aku terwujud dalam sebuah pandangan dunia, yaitu rasionalisme birokrasi. Dalam pendangan rasionalisme birokrasi sangat menghargai kemampuan dan pengabdian seseorang saat melakukan pekerjaan. Selain itu, pandangan yang berkaitan dengan rasionalisme birokrasi ini juga terlihat dalam konteks sosial pengarang. Pramoedya sebagai pengarang mendambakan tentang sistem rasionalisme birokrasi tetapi pada akhirnya juga mengalami suatu keirasionalitasan birokrasi saat bekerja di Balai Pustaka, yaitu diskriminasi jumlah gaji yang diterima berdasarkan status kepegawaian bukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

The title of short story that being analyzed in this research is Sepku by Pramoedya Ananta Toer. This Sepku short story is interesting because when Pramoedya came out of Balai Pustaka and began writing by following the market system at that time. In addition, Pramoedya, who had studied humanism in the Balai Pustaka, began to recognize socialism at this time. This short story tells about the character Aku who works in an office that has a boss and colleagues. Character Aku, the character that only serves as a subordinate employee works wholeheartedly and obeys the rules that apply in the office. However, this is different from what is done by the Sep character, where he is not total at work and does not obey the rules. This short story was analyzed using Lucien Goldmann theory of genetic structuralism. The purpose of this research was to find out the structure of the Sepku short story, to know the worldview in Sepku, and the social context of the author. The results of this research indicate that there are two main opposition, human and world. Humans, here, are represented by the Aku character as a hero who seeks authentic values in a degraded world. The world here is represented by the figure of Sep as the degraded party. Authentic values brought by Aku character manifest in a world view, namely bureaucratic rationalism. In rationalism, the bureaucracy highly appreciates the ability and dedication of a person when doing work. In addition, this bureaucratic rationalism view is also seen in the author social context, in which Pramoedya also experiences an irrational bureaucracy while working at Balai Pustaka, namely discrimination in the amount of salary received based on employment status, not based on ability.

Kata Kunci : strukturalisme genetik, struktur cerpen, pandangan dunia, rasionalisme birokrasi, dan Pramoedya