Laporkan Masalah

Evaluasi Penyebab Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) yang Berlebihan

SELVIA NURINDAH SARI, Irwan Taufiq Ritonga, M.Bus., Ph.D., CA

2018 | Tesis | MAGISTER AKUNTANSI

Laporan Realisasi Angaran (LRA) di sejumlah daerah di Indonesia masih menunjukan adanya SILPA yang berlebihan. SILPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. SILPA menandakan bahwa terdapat sejumlah dana yang tidak digunakan pemerintah daerah untuk pelayanan masyarakat, semakin tinggi jumlah SILPA maka dana yang tidak digunakan pemerintah daerah untuk memenuhi pelayananan kepada masyarakat juga semakin besar. Pada tahun 2013 Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan masih menunjukan adanya SILPA Berlebihan. SILPA berlebihan terdapat pada Kabupaten Tanah Laut, dan disisi lain terdapat pula daerah yang tidak memiliki SILPA yaitu Kota Banjarmasin. Peneltian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab SILPA berlebihan dan SILPA 0 (nol). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen dan wawancara tatap muka. Hasil analisis data menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab SILPA berebihan di Kabupaten Tanah Laut yaitu realisasi belanja belum 100%, surplus pendapatan, regulasi, perencanaan, dan hukum. Faktor penyebab SILPA 0 (nol) di Kota Banjarmasin adalah metode pencatatan pelaporan.

The budget realization reports (LRA) at several regions in Indonesia still show excessive financial surplus (SILPA). SILPA is a surplus from the realization of budget revenues and expenses in one budget period. SILPA indicates a number of funds unused by the regional government to provide services for the public, the higher the surplus means the higher the amount of unused funds to fulfill services for the public. In 2013 the budget realization reports from regencies and municipalities in South Kalimantan showed excessive surplus. The surplus was found in Tanah Laut Regency, on the other hand, there was a region which did not have a surplus, that is, Banjarmasin Municipality.This research is conducted to analyze the factors which cause excessive surplus and zero surplus. This research uses a qualitative method. The data collection techniques used for this research were document analysis and direct interviews. The results of analysis show that the factors which caused excessive surplus in Tanah Laut Regency were expenditure realization which was not yet 100% performed; revenue surplus; regulation; planning; and ruling. The factor which caused zero surplus was the recording method of reports.

Kata Kunci : SILPA, Anggaran, APBD, LRA, Pemerintah Daerah/ SILPA, budget, regional government budget (APBD), budget realization report, regional government

  1. S2-2018-371424-abstract.pdf  
  2. S2-2018-371424-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-371424-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-371424-title.pdf