PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DUSUN SERUT KABUPATEN BANTUL DALAM UPAYA MENUJU KAMPUNG IKLIM
PERMANA ARIEF M, Ir. Ahmad Sarwadi M. Eng., Phd; R. Widodo Dwi Pramono ST, M.Sc, Phd
2017 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTADusun Serut merupakan salah satu dari 4 (empat) lokasi pertama yang mendapat penghargaan sebagai Kampung Iklim (ProKlim) pada tahun 2012. Kampung hijau Padukuhan Serut dianggap memenuhi syarat berdasarkan PermenLH Nomor 19 Tahun 2012 tentang Program Kampung Iklim karena telah berupaya melakukan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya pemberdayaan masyarakat di Dusun Serut yang telah dilakukan terutama pasca musibah gempa bumi Bantul tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat dalam upaya mewujudkan kampung iklim seperti yang terjadi di Dusun Serut serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat dalam upaya tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan kasus tunggal menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam pendekatan kualitatif ini tidak menggunakan uji statistik melainkan diperoleh dari wawancara langsung maupun tidak langsung dengan tokoh masyarakat maupun dengan perwakilan dari masyarakat yang terlibat. Hasil penitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Dusun Serut dalam upaya mewujudkan kampung iklim terjadi secara simultan dan tanpa disadari oleh masyarakat. Hal itu dipicu oleh kejadian gempa bumi tahun 2006 yang meluluhlantakkan Dusun Serut. Kesadaran untuk kembali bangkit kemudian menjadi modal bagi dimulainya "Gerakan Ekonomi Hijau, Tingkatkan Kualitas Lingkungan". Pemberdayaan masyarakat tercermin dalam berbagai usaha masyarakat Dusun Serut dalam membangun desanya, seperti berikut : (1) Pengembangan pertanian organik, (2) Pengelolaan budidaya peternakan dengan kandang komunal dan perikanan, (3) Pengelolaan sampah berbasis masyarakat, (4) Penghijauan di Ruang Terbuka Hijau dan pengelolaan sumber daya air. Hal ini menjadi alasan ditetapkannya Dusun Serut sebagai kampung ikllim oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemberdayaan masyarakat di Dusun Serut dalam upaya mewujudkan kampung ikim adalah ; (1) Kondisi alam akibat bencana gempa bumi tahun 2006 yang berakibat pada kesamaan nasib, (2) Budaya masyarakat, norma, dan gotong royong, (3) Faktor pemimpin lokal, (4) Faktor pemerintah.
Serut hamlet is one of the first 4 locations awarded as climate village (ProKlim) in 2012. The green village of Serut is considered eligible based on the PermenLH No. 19 of 2012 on Village Climate Program because it has made efforts to adapt and mitigate climate change. This success is not separated from the community empowerment efforts in Serut hamlet that has been done especially after the Bantul earthquake in 2006. This research aims to describe the community empowerment in an effort to create a climate village as happened in Serut hamlet and identify factors that influence community empowerment. The research method used case study with single case using qualitative descriptive approach. Descriptive research aims to make the description of the picture or painting systematically factual and accurate about the facts, properties and relationships between the phenomena investigated. In this qualitative approach do not use statistical tests but is obtained from direct or indirect interviews with community leaders as well as with representatives of the communities involved. The results of this research indicate that the community empowerment in Serut hamlet towards climate village has occured simultaneously and unnoticed by the community. It was caused by the 2006 earthquake that devastated Serut. The awareness to re-rise became a capital to start "Green Economy Movement, Improve the Quality of the Environment". Community empowerment is reflected in the efforts of the Serut hamlet community in developing their village, as follows: (1) Development of organic farming, (2) Management of livestock farming with communal and fishery cages, (3) Community based waste management, (4) Green and water resources management. Based on this reason, Serut Hamlet has awarded as climate village by the Ministry of Environment in 2012. Factors that influence the process of community empowerment in Serut hamlet towards climate village are; (1) Natural conditions caused by the 2006 earthquake which resulted in similarity of fate, (2) Culture of society, norm, and community self-help, (3) Local leader factor, (4) Government factor.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Kampung Iklim, Dusun Serut