Laporkan Masalah

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROPINSI SULAWESI BARAT

NURLINA H, Prof.Dr.Ir.Irham,M.Sc;Dr.Ir.Jamhari,MP

2018 | Tesis | Magister Manajemen Agribisnis

Propinsi Sulawesi Barat adalah salah satu sentra produksi kakao di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat pentingnya kriteria dalam pengembangan agribisnis kakao, (2) Tingkat pentingnya subkriteria dalam pengembangan agribisnis kakao, dan (3) Memilih strategi prioritas yang tepat dalam pengembangan agribisnis kakao. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dianalisis menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan software Expert Chioce 11.0. Ada lima faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, subsistem hulu, subsistem budidaya, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran dan subsistem penunjang. Hasil penelitian penilaian tingkat pentingnya kriteria menunjukkan bahwa prioritas utama dalam pengembangan agribisnis kakao adalah kriteria subsistem agribisnis hulu dengan bobot 0,270. Prioritas selanjutnya berturut-turut kriteria subsistem pemasaran dengan bobot 0,232; kriteria subsistem budidaya dengan bobot 0,195; kriteria subsistem penunjang dengan bobot 0,185 dan kriteria subsistem pengolahan dengan bobot 0,118. Semua kriteria dinyatakan konsisten. Pada kriteria subsistem agribisnis hulu yang menjadi prioritas pengembangan adalah pada subkriteria ketersediaan bibit kakao dengan bobot sebesar 0,331. Kriteria subsistem budidaya yang menjadi prioritas adalah subkriteria peningkatan produksi kakao dengan bobot sebesar 0.339. Kriteria subsistem pengolahan yang menjadi prioritas pengembangan adalah subkriteria ketersediaan modal dengan bobot sebesar 0,417. Kriteria subsistem pemasaran yang menjadi prioritas pengembangan adalah subkriteria peningkatan mutu kakao dengan bobot sebesar 0,487. Kriteria subsistem penunjang yang menjadi prioritas pengembangan adalah subkriteria perbaikan infrastruktur dengan bobot sebesar 0,367. Strategi alternatif yang menjadi prioritas utama adalah melakukan peremajaan tanaman tua dengan menggunakan bahan tanaman unggul untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil dengan bobot sebesar 0.241.

West Sulawesi Province is one of cocoa production centers in Indonesia. This study aims to determine: (1) Level of importance of criteria in cocoa agribusiness development, (2) Level of importance of subcriteria in cocoa agribusiness development, and (3) Choosing appropriate priority strategy in cocoa agribusiness development. Primary data and secondary data was used and analyzed using Analytical Hierarchy Process (AHP) with Expert Chioce 11.0. Upstream subsystem, cultivation subsystem, processing subsystem, marketing subsystem and supporting subsystem were explained in this research. The result analysis showed that the most important criterion in the development of cocoa agribusiness in upstream subsystem in weight (0.270). the following priorities respectively are marketing subsystem in weight (0.232); cultivation subsystem in weight (0.195); supporting subsystem in weight (0.185); processing subsystem in weight (0.118); All criteria stated consistent. The priority criterion in upstream agribusiness subsystem was on the subcriteria availability of cocoa seeds in weight (0.331). Increasing cocoa production was the priority criterion in cultivation subsystem in weight (0.339). The priority criterion in processing subsystem was subcriteria of capital availability in weight (0.417). Cocoa quality improvement was the priority in marketing subsystem in weight (0.487). The priority citerion in supporting subsystem was subcriteria of infrastructure improvement in weight (0.367). The main priority of alternative strategy was to rejuvenate old plants using qualified plant material to increase production and quality of yield weighted as 0.241.

Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process (AHP), kakao, subsistem agribisnis

  1. S2-2018-388624-abstract.pdf  
  2. S2-2018-388624-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-388624-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-388624-title.pdf