Perwujudan Karya Arsitektur Gereja HKTY Ganjuran Dalam Konteks Teologi Inkulturasi

HUBERTUS HARRIDY P, Dr.Wisma Nugraha, Ch.R., M.Hum. ; Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc.

2018 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Penelitian ini diawali dengan gagasan bahwa suatu karya arsitektur dapat terwujud karena adanya interaksi timbal-balik antara manusia dan lingkungannya (manusia-non manusia), di mana keduanya saling mempengaruhi dan saling membentuk melalui proses dialektis yang berkesinambungan. Dalam hal ini, karya arsitektural yang merupakan cerminan dari tatanan dan struktur sosial masyarakat; tentunya juga dapat dipahami sebagai suatu lingkungan binaan yang memiliki peranan vital; khususnya dalam memberikan kontrol terhadap suatu lingkup kebudayaan tertentu sesuai kondisi sosio-temporalnya yang spesifik. Melalui gagasan yang terkait dengan karya arsitektural serta posisinya sebagai objek sosial tersebut, fokus utama dari penelitian yang berjudul "Perwujudan Karya Arsitektur Gereja HKTY Ganjuran dalam Konteks Teologi Inkulturasi" ini bertumpu pada permasalahan mengenai realitas buatan yang diwujudkan oleh suatu lingkungan binaan; yakni karya arsitektur gereja ('g') HKTY Ganjuran itu sendiri. Terkait dengan hal ini, pembahasan dilakukan dengan cara menelaah fungsi evokatif yang diwujudkan melalui aspek tipologis dari karya arsitektur tersebut. Dengan didasarkan pada konteks teologi inkulturasi, penelitian ini kemudian membahas bagaimana simbol visual dalam karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran berperan dalam membentuk kesadaran religiusitas masyarakat di daerah tersebut. Lebih lanjut lagi, penelitian ini juga menelusuri pola dialektis antara masyarakat dan Gereja yang tercermin dalam tipologi arsitektur gereja HKTY Ganjuran melalui aspek gaya dan fungsionalnya. Hal ini ditunjang dengan melakukan analisis terhadap proses perencanaan dari karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran yang tersusun dalam dua tahap, yakni; karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran dalam konteks Tanah Misi, dan karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran dalam konteks Gereja Mandiri. Melalui pembagian dari kedua tahapan yang didasarkan sesuai dengan kondisi sosio-temporal yang melingkupi proses perencanaan karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran tersebut, penelitian ini membahas dua fungsi utama yang diwujudkan Gereja (' G ') melalui tipologi karya arsitektur gereja HKTY Ganjuran, yakni; historisasi dan indigenisasi; yang mana keduanya berfungsi untuk merepresentasikan sintesis dari masa lampau yang berkembang dari dua kenyataan hidup manusia, yakni; kebudayaan dan agama.

This research begins with the idea that a work of architecture can be realized because of the interaction between human and the environment (human-non human), in which both affect each other and form each other through a continuous dialectical process. In this case, the architectural work which is a reflection of society's social order and structure; also can be understood as a built environment that has a vital role; especially in providing control over a particular cultural sphere in accordance with its specific social-temporal conditions. Through ideas related to architectural work and its position as a social object, the main focus of the study entitled "The Embodiment of HKTY Ganjuran Church Architecture in the Context of Inculturation Theology" is based on the problem of the built reality embodied by a built environment; namely the architectural work of the church ('c') HKTY Ganjuran itself. Related to this, the discussion is done by examining the evocative function which is realized through the typological aspect of the architectural work. Based on the context of inculturation theology, this study then discusses how visual symbols in the architectural work of HKTY Ganjuran church play a role in shaping the awareness of the religiosity of the people in the area. Furthermore, this study also traces the dialectical pattern between the community and the Church which is reflected in the architecture typology of the HKTY Ganjuran church through its stylistic and functional aspects. This is supported by analyzing the planning process of the architectural work of HKTY Ganjuran church which is arranged in two stages; the architectural work of the HKTY Ganjuran church in the context of the Land of Mission, and the architectural work of the HKTY Ganjuran church in the context of the Independent Church. Through the division of the two stages based on the social-temporal conditions that surround the planning process of the architecture of HKTY Ganjuran church, this study discusses two main functions which the Church ('C') manifests through the typology of the architectural work of HKTY Ganjuran church, historicization and indigenization; both of which serve to represent the synthesis of the past which evolved from the two realms of human life, namely; culture and religion.

Kata Kunci : Arsitektur, lingkungan binaan, realitas buatan, religiusitas, proses perencanaan, tipologi