HUBUNGAN PROKALSITONIN DENGAN DERAJAT KEPARAHAN SEPSIS PADA PASIEN KANKER PADAT NEUTROPENIA

ISWANDI DARWIS, Procalcitonin, sepsis, solid cancer, neutropenic

2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN KLINIS

Pendahuluan. Penderita kanker hampir sepuluh kali lebih berisiko sepsis bila dibandingkan pasien tanpa keganasan terutama pada pasien dengan neutropenia. Prokalsitonin merupakan penanda spesifik infeksi bakteri serta dapat digunakan untuk diagnosis sepsis dan derajat keparahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar prokalsitonin dengan derajat keparahan sepsis spesifik pada pasien kanker neutropenia. Metode Penelitian. Penelitian observasional dengan desain cross-sectiona mengunakan data sekunder di instalasi catatan medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis sepsis pada pasien kanker padat usia >18 tahun yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2015-2017. Nilai cut of prokalsitonin pada pasien sepsis kanker padat neutropenia digunakan analisa statistik kurva receiver-operating characteristics (ROC). Titik potong yang dihasilkan akan dilakukan uji tabulasi silang batas atas dan batas bawah prokalsitonin dengan derajat keparahan sepsis pada pasien kanker padat neutropenia. Data diolah dengan SPSS versi 22.0 nilai p < 0,05. Hasil penelitian. Terdapat 59 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kadar prokalsitonin meningkat sesuai dengan derajat keparahan sepsis dan neutropenia. Titik potong prokalsitonin berdasarkan ROC 9,5 ng/dl. Prokalsitonin >9,5 ng/dl 41,67% terjadi syok septik/sepsis berat sedangkan prokalsitonin <9,5 ng/dl 11,43% terjadi yok septik/sepsis berat dengan nilai p 0,007 (RP 3,646 IK 95% 1,293-10, 281). Dapat disimpulkan, pasien dengan nilai prokalsitonin >9,5 ng/dl kemungkinan syok septik/sepsis berat sebesar 3,6 kali dibandingkan pasien dengan nilai prokalsitonin <9,5 ng/dl. Simpulan. Terdapat hubungan kadar prokalsitonin dengan derajat keparahan sepsis pada pasien kanker padat neutropenia

Introduction. Cancer patients are more likely to have sepsis than patients without malignancy, especially in patients with neutropenia. Procalcitonin is a specific marker of bacterial infection and can be used for the diagnosis of sepsis and its degree of severity. This study aims to determine the relationship between procalcinonin levels with specific severity of severity in neutropenia cancer patients. Methods. Observational research with cross-sectional design using secondary data in Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. The subjects of this study were patients with a diagnosis of sepsis in patients aged more than 18 years old who were admitted to Dr. Sardjito Yogyakarta in 2015-2017. Cut off point procalcitonin in neutropenic sepsis cancer patients was used statistical analysis of receiver-operating characteristics curves. The resulti cut of points will be cross-tabulated with the severity of sepsis. The data were processed with SPSS 22.0 version and p-value <0.05. Result. There are 59 subjects who meet the inclusion and exclusion criteria. Procalcitonin levels increase with the severity of sepsis and neutropenic. Procalcinonin more than 9.5 ng/dl 41.67% occurred severe septic/septic shock while procalcinonin <9.5 ng/dl 11.43% occurred severe sepsis/septic shock with p value 0.007 (RP 3,646 IK 95% 1,293-10,281). Patients with procalcinonin values more than 9.5 ng/dl were likely to have septic shock/severe sepsis 3.6 times than procalcitonin <9.5 ng / dl. Conclusion. There is a correlation of procalcinonin with severity of sepsis in neutropenia solid cancer patients.

Kata Kunci : Procalcitonin, sepsis, solid cancer, neutropenic