KESIAPAN PUSTAKAWAN DALAM PENGEMBANGAN JARINGAN JOGJA LIBRARY FOR ALL (JLA)
MILLA NAVI' ZAHRONA, Prof. Dr. Partini, SU
2018 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIAPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat diberbagai bidang kehidupan menyebabkan perilaku manusia akan kebutuhan informasi menjadi berubah. Salah satunya dengan melakukan resource sharing dan menerapkan konsep jaringan antar perpustakaan. Pada prakteknya perpustakaan wilayah Yogyakarta sudah menerapkan resource sharing dan jaringan antar perpustakaan yang diberi nama Jogja Library for All (JLA). Pengembangan jaringan Jogja Library for All (JLA) tidaklah semudah yang dibayangkan. Kondisi JLA sekarang masih stagnan (kurang dapat berkembang) dan respon yang diterima kurang positif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif desain thick description. Penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Informan penelitian ini adalah pustakawan. Pustakawan yang dimaksud sebagai informan dalam penelitian ini adalah mereka-mereka yang tergabung dalam pengelolaan jaringan JLA. Informan tidak meliputi seluruh pustakawan dalam perpustakaan anggota namun hanya pustakawan yang ditunjuk dan ditugaskan menjadi PIC (Person In Charge) dan yang tergabung sebagai tim pelaksana. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, studi kepustakaan, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga perpustakaan yang sudah melaksanakan silang pinjam, dan sisanya belum siap menjalankan silang pinjam. Budaya organisasi meliputi kurangnya respon dalam pemahaman informasi tentang JLA oleh petugas lain dalam perpustakaan anggota. Kesiapan pustakawan dalam hal kebijakan dan prosedur masih menunjukkan keadaan belum maksimal. Anggaran untuk pengembangan JLA mengalami penurunan dikarenakan tidak adanya hasil yang signifikan dari pengembangan JLA. Infrastruktur TI pada JLA sendiri sebenarnya sudah mendukung seperti internet dan komputer. Namun terdapat masalah yakni memerlukan penanganan oleh seseorang yang ahli pada bidang TI.
The rapid development of science and technology (IPTEK) in various areas of life causes human behavior to the needs of information to be changed. One of them by doing resource sharing and applying the concept of network between libraries. In practice the library of Yogyakarta region has implemented resource sharing and network between libraries named Jogja Library for All (JLA). The development of the Jogja Library for All (JLA) network is not as easy as imagined. The condition of JLA is still stagnant (less developed) and the response received less positive. This research uses qualitative method of thick description design. Determination of sample used is purposive sampling. Informant of this research is librarian. Librarians referred to as informants in this study are those who are members of JLA network management. The informant does not cover all librarians in member libraries but only librarians are appointed and assigned to PIC (Person in Charge) and who are incorporated as the executive team. Data collection techniques using in-depth interviews, literature study, observation, and documentation. The results showed that there are three libraries that have cross-borrowed and the rest are not ready to run cross-borrow. Organizational culture includes a lack of response in understanding information about JLA by other officers in member libraries. Readiness librarian in terms of policies and procedures still show the state has not been maximized. The budget for JLA development has decreased due to the absence of significant results from JLA development. IT infrastructure on JLA itself is already supportive like internet and computer. But there is a problem that requires handling by someone who is an expert in the field of IT.
Kata Kunci : Readiness, Librarian, Network, Jogja Library for All (JLA)