Analisis Tingkat Penerapan dan Tingkat Kepentingan Pelaksanaan RMK, PCM dan Mobilisasi (Studi Kasus Jalan Provinsi di Provinsi Jawa Timur)

NUR YUNI ANDRIYATI, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, M.T,Prof. Dr. Tech. Ir. Danang Parikesit, M.Sc

2018 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Pelaksanaan konstruksi jalan pada tahap pra pelaksanaan penyedia barang atau jasa wajib membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebagai penjaminan mutu pelaksanaan kepada Unit Pelaksana Kegiatan pada rapat pra-pelaksanaan kegiatan (pre-construction meeting) / rapat pendahuluan untuk mendapat pengesahan dari Kepala Unit Pelaksana Kegiatan (PPK). Penyedia barang/ jasa harus menerapkan dan mengendalikan pelaksanaan RMK secara konsisten untuk mencapai mutu yang dipersyaratkan. Pengawasan mutu pada saat pelaksanaan pekerjaan jalan merupakan hal yang sangat mempengaruhi terhadap kualitas dari suatu penyelenggaraan konstruksi sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 04/PRT/M/2009, tanggal 16 Maret 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum, menerangkan bahwa setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan, dan penyedia barang/jasa harus memiliki Rencana Mutu. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan survei yang dilakukan di wilayah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur dan responden terdiri dari PPK, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas yang terlibat pada pelaksanaan konstruksi jalan provinsi di Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode Importance Performance Analysis (IPA) dan Stuctural Equation Modelling (SEM).Analisis yang dilakukan yaitu pemetaan hasil survei kuesioner tingkat kepentingan dan tingkat penerapan komponen pelaksanaan RMK dengan responden yang terdiri dari PPK, kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas menggunakan metode IPA, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis SEM untuk mengetahui tingkat kepentigan dari masing-masing komponen dan sub komponen pelaksanaan RMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dan sub komponen pelaksanaan RMK di Provinsi Jawa Timur masih harus diperhatikan dan diterapkan sesuai standar di lapangan. Sub komponen persiapan memberi kontribusi terhadap pelaksanaan RMK, sebesar 24,85% dan sub komponen pelaksanaan memberi kontribusi pelaksanaan RMK, sebesar 44,80%.Berikutnya dibuat dalam capaian penilaian kinerja meyimpulkan bahwa pelaksanaan RMK di Provinsi Jawa Timur memperoleh nilai total sebesar 69,66% dengan kategori poor.

The implementation of road construction at the pre-implementation stage of the goods or services provider is obliged to make a Contract Quality Plan (RMK) as an implementation quality assurance to the Activity Implementing Unit at the pre-construction meeting / preliminary meeting to obtain approval from the Head of the Activity Implementing Unit (KDP). Goods / services providers must implement and control the implementation of RMK consistently to achieve the required quality. Quality control at the time of execution of road works is very influential on the quality of a construction implementation in accordance with the Minister of Public Works Regulation no. 04 / PRT / M / 2009, dated March 16, 2009 on the Quality Management System (SMM) of the Ministry of Public Works, explains that every activity carried out by the Work Unit / Implementing Unit of Activities, and provider of goods / services must have a Quality Plan. The data used in this study is a survey conducted in the Provincial Public Works Bina Marga of East Java and the respondents consist of PPK, contractor and supervisory consultant involved in the implementation of provincial road construction in East Java Province. The research method used is the method of Importance Performance Analysis (IPA) and Stuctural Equation Modeling (SEM). The analysis conducted is the mapping of the questionnaire survey of the importance level and the level of implementation of the RMK implementation component with the respondents consisting of PPK, contractor and supervisor consultant using the method IPA, which then continued with SEM analysis to determine the level of importance of each component and sub-component of the implementation of the RMK. The results showed that the components and sub-components of the implementation of the RMK in East Java Province still had to be considered and applied according to standards in the field. The sub-component of the preparation contributed 24.85% and the sub-component of the implementation contributed 44.80%. The following was made in the performance appraisal results concluded that the implementation of RMK in East Java Province obtained a total score of 69.66% with poor category.

Kata Kunci : RMK, IPA, SEM, capaian mutu, kinerja mutu