Laporkan Masalah

BUDAYA MEROKOK WANITA SUKU TENGGER

LUQMAN AFIFUDIN, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D.; Dr. Retna Siwi Padmawati, MA.

2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang : Prevalensi jumlah perokok wanita di Indonesia terus mengalami kenaikan. Di sisi lain, rokok menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat dalam komunitas tertentu. Sebagian besar wanita Suku Tengger di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang memiliki kebiasaan merokok sejak lama. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya perilaku merokok wanita Suku Tengger. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Informan didapatkan dengan metode snowball dan berdasarkan hasil informasi dari kepala desa dan kader kesehatan, kemudian informan dipilih mengunakan metode purposive berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Informan utama adalah wanita Suku Tengger yang merokok dengan jumlah informan sebanyak 9 orang. Informan pendukung berjumlah 13 orang yang terdiri dari: suami informan utama (8 orang), kepala desa, dukun adat, tokoh masyarakat, bidan desa, dan petugas penyuluh pertanian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil : Dalam budaya Suku Tengger, rokok menjadi salah satu bahan dalam sesajen gedang ayu dan pitrah. Merokok menjadi tradisi masyarakat Suku Tengger baik lelaki maupun wanita. Perspektif gender dalam memiliki peran dan penghasilan ganda dalam keluarga mendorong wanita Suku Tengger melakukan kebiasaan merokok. Pada aspek sosial, merokok dapat mempererat rasa persaudaraan, mengusir mrutu pada saat bekerja di ladang, untuk menghangatkan tubuh, merokok dilakukan sejak kecil pada saat diajak bekerja di ladang, dan pengaruh lingkungan sosial yang mendukung perilaku merokok. Informan mengetahui rokok dan dampaknya dari gambar dan tulisan peringatan kesehatan pada kemasan rokok. Upaya promosi kesehatan oleh petugas kesehatan desa meliputi: pemberian konseling pada ibu hamil dan keluarga melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), dan penyuluhan pada anak sekolah usaha melalui kegiatan kesehatan sekolah (UKS). Kesimpulan : Perilaku merokok menjadi tradisi wanita Suku Tengger. Dalam upaya peningkatan pengendalian tembakau dan peningkata, disarankan kepada puskesmas dan dinas kesehatan untuk melibatkan tokoh kunci di masyarakat seperti kepala desa, dukun adat, dan tokoh masyarakat yang tidak merokok untuk menjadi role model dalam menciptakan lingkungan rumah yang bebas asap rokok.

Background: The prevalence of the number of female smokers in Indonesia continues to increase. On the other hand, cigarettes are an integral part of the culture of society in certain communities. Most of the Tenggerese women in Argosari- Lumajang have long-standing smoking habits. This study aims to describe the culture of Tenggerese women smoking behavior. Method: This research is a qualitative research with ethnography approach. The informant was obtained by snowball method and based on the result of information from the local leader and health cadre, then the informant was chosen using purposive method based on predetermined inclusion criteria. The main informant is Tengger Tribe women who smoke with the number of informants as much as 9 people. Supporting informants consisted of 13 people consisting of: primary informant husband (8 persons), local leader, local hindus priest, local public figure, midwife, and agricultural officer. Data collection was done by indepth interview and observation. Result: In Tenggerese culture, cigarettes become one of ingredients in offerings of gedang ayu and pitrah. Smoking became a tradition of Tenggerese people. Cigarettes are given to guests and people who help in custom events. A gender perspective in having multiple roles and income encourages Tenggerese women to smoke. On the social aspect, smoking together can strengthen the sense of brotherhood. Smoking behavior is related to occupation, residence, social environment that support smoking behavior, and social culture in encouraging children to work in the fields. Informants know the cigarette and its impact from health warning pictures and writing on cigarette packaging. Health promotion efforts by village health workers include: counseling of pregnant women and families through activities of birth planning and prevention of complications programs and counseling of school students through school health activities (Usaha Kesehatan Sekolah). Conclusion: Smoking behavior is a tradition of Tenggerese women. In order to improve tobacco control, it is advisable to the health center at sub-district level (puskesmas) and district public health office to involve key community leaders such as local leader, local hindus priest and local public figure were not smoking to become role models in creating a smoke-free home environment.

Kata Kunci : budaya merokok, wanita Suku Tengger, perspektif gender, promosi kesehatan, smoking culture, Tenggerese women, gender perspective, health promotion

  1. S2-2018-403290-abstract.pdf  
  2. S2-2018-403290-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-403290-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-403290-title.pdf