EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI RSUD KEFAMENANU KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
GREGORIUS NESI, Dr. Dra. Kristin, M.Si. Apt.
2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar Belakang : Kekurangan obat pada setiap unit pelayanan kesehatan merupakan suatu komponen masalah yang kompleks. Oleh kerena itu diperlukan manajemen pengelolaan obat yang efektif dan efisien. Salah satu proses pengelolaan obat yang efektif adalah dengan menjamin ketersediaan obat baik dalam hal jenis dan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menghindari adanya kekurangan dan kelebihan obat. TUJUAN: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses perencanaan dan pengadaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Kefamenanu. METODE: Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan Jenis penelitian studi kasus dengan rancangan kasus tunggal holistik. Yang menjadi subjek penelitian adalah Kepala IFRS , Ketua Komite Farmasi Terapi, Kasie Perencanaan, Pejabat Pembuat Komitmen, Ketua Panitia Pengadaan, Kasubag Keuangan, Direktur RS, Kabid Penunjang Pelayanan, Kepala Gudang Farmasi dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Hasil : Perencanaan obat pada RSUD Kefamenanu dilakukan dengan metode konsumsi dan kemudian ditambah 10-20%. Pemilihan obat yang dilakukan juga sudah mengacu pada formularium nasional. Kesesuaian pembelian obat dengan fornas sebesar 57,14% sedangkan yang tidak sesuai dengan fornas sebesar 42, 86%. Berdasarkan hasil analisis ABC tahun 2017 diperoleh obat kategori A sebanyak 48 item (20,17%) dengan biaya pembelian sebesar 69,69%, obat kategori B sebanyak 60 item (25,21%) dengan biaya pembelian sebesar 20,14% dan obat kategori C sebanyak 130 item (54,62) dengan biaya pembelian sebesar 10,17%. Pengadaan obat di RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara dilakukan secara epurchasing dan manual. Permasalahan yang ada dalam manajemen pengelolaan obat di RSUD Kefamenanu sesuai dengan manajemen pendukung adalah Dalam bagian organisasi belum ada uraian tugas individu yang jelas antar personil dalam instalasi farmasi, Masih ada sisa anggaran yang belum terealisasi pada tahun 2017, Sistem informasi pada RSUD Kefamenanu belum memiliki Aplikasi khusus, Sumber Daya Manusia pada Instalasi Farmasi khususnya tenaga Apoteker masih kurang, belum adanya staf RSUD Kefamenanu yang memiliki Sertifikat pengadaan barang dan jasa, Kebijakan tentang kekosongan obat pada RSUD Kefamenanu belum ada. Kecukupan obat pada RSUD Kefamenanu masih tergolong dalam kategori kurang karena masih terdapat banyak stok obat yang kosong pada akhir tahun 2017. Kesimpulan : Perencanaan obat pada RSUD Kefamenanu dilakukan dengan metode konsumsi dan kemudian ditambah 10-20%. Pemilihan obat mengacu pada formularium nasional namun masih ada item obat yang direncanakan di luar formularium nasional. Pengadaan obat di RSUD Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara dilakukan secara epurchasing dan manual. Tingkat kecukupan obat pada RSUD Kefamenanu masih tergolong kurang. Masih terjadi kekosongan obat pada RSUD Kefamenanu.
Background: Shortage of drugs at each health care unit is a complex component of the problem. Therefore, effective and efficient management of drug management is required. One effective drug management process is by ensuring the availability of drugs in terms of type and the right amount in accordance with the needs so as to avoid the shortage and excess drug. Objective: The purpose of this study is to evaluate the drug planning and procurement process at Kefamenanu General Hospital. Method: Qualitative with Type research case study with holistic single case design. Results: Drug planning at RSUD Kefamenanu was done by consumption method and then added 10-20%. The selection of medicines has also been referred to the national formulary. The suitability of buying drugs with fornas is 57.14% while those that do not correspond to the fornas are 42, 86%. Based on result of ABC analysis of 2017, there were 48 items (20,17%) of drug category A with purchase cost equal to 69,69%, category B drug as much as 60 item (25,21%) with purchase cost equal to 20,14% and medicine category C as many as 130 items (54.62) with the purchase cost amounting to 10.17%. Procurement of drugs in Kefamenanu District Hospital of North Central Timor is done e-purchasing and non e-purchasing. Conclusion: Drug planning at RSUD Kefamenanu was done by consumption method and then added 10-20%. The selection of drugs in RSUD Kefamenanu refers to hospital formulary and formulary national but there are still medicinal items planned outside the national formulary. Procurement of drugs in Kefamenanu District Hospital of North Central Timor is done e-purchasing and non e-purchasing. the level of drug sufficiency in RSUD Kefamenanu still classified as less. There is still a vacuum of medicine in RSUD Kefamenanu.
Kata Kunci : Evaluasi, Perencanaan, Pengadaan Obat, Evaluation, Planning, Drug Procurement