ANALISIS TINGKAT RISIKO KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) PADA PT BANK XYZ CABANG MELAWAI
MUHAMMAD ARIF B, Sukmawati Sukamulja, Prof., Dr., M.M.
2018 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)Salah satu upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan industri UMKM dalam perekonomian Indonesia adalah dengan mendorong pemberian kredit modal kerja kepada UMKM melalui mekanisme perbankan yang salah satunya dengan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perkembangan penyaluran kredit tersebut tidak hanya membawa dampak yang signifikan bagi pelaku usaha tetapi juga untuk Bank. Semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan tentu juga akan semakin meningkatkan risiko kredit yang timbul sebagai akibat dari tertunggaknya jumlah kredit dari nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat risiko KUR yang ditanggung oleh bank XYZ dengan menggunakan pendekatan Credit Risk Plus. Dengan metode ini akan diukur jumlah expected loss dan unexpected loss dari kredit usaha rakyat (KUR) pada PT Bank XYZ Cabang Melawai, mengukur jumlah kebutuhan modal yang harus disediakan untuk mencover risiko kredit usaha rakyat (KUR) dengan menggunakan metode Credit Risk Plus, serta membandingkan jumlah kebutuhan modal yang harus disediakan untuk mengcover risiko kredit usaha rakyat (KUR) dengan menggunakan metode Credit Risk Plus dibandingkan dengan menggunakan metode standar. Dengan menggunakan data perkreditan bulanan selama 48 bulan sejak bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Desember 2016 dan dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95%, maka besarnya jumlah kebutuhan modal yang harus disediakan pada bulan Desember 2016 sebesar Rp 9.861.807.260 atau lebih kecil dari metode standar dengan menggunakan PPAP yang sebesar Rp 15.226.268.371. Dari hasil backtesting yang dilakukan terdapat nilai actual loss yang melebihi Var yang membuat model ini berada dalam zona merah pada kriteria yang ditetapkan olehh Bank Indonesia. Dengan demikian metode credit risk plus kurang tepat jika diterapkan pada situasi perkreditan dengan penurunan kualitas kredit yang jauh melebihi prediksi.
One of the efforts to improve and develop the Small & Medium Enterprises industry in the economy of Indonesia is by encouraging the provision of credit working capital to SME's through banking mechanisms, one of which with the people's business credit (KUR). The development of the credit channeling not only brings a significant impact for businessmen but also for the Bank. The higher the loan amount will also increase the customer's credit risk as a result of an increase in their default risk. The purpose of this study is to measure the risk level of the KUR program risk borne by bank XYZ using Credit Risk Plus approach. This method will measure the expected loss and unexpected loss of the people's business credit (KUR) in PT Bank XYZ Melawai Branch, measuring the amount of capital needed to cover the credit risk of the people's business (KUR) by using Credit Risk Plus method, and the amount of capital requirement that must be provided to cover the credit risk of people's business (KUR) by using Credit Risk Plus method compared to standard method. Using monthly data for 48 months from January 2013 until December 2016 and using 95% confidence level, the amount of capital needed to be provided in December 2016 of Rp 9.861.807.260 or smaller than the standard method by which using a PPAP of Rp 15.226.268.371. From backtesting result, there is actual loss value exceeding Var which makes this model is in red zone on criteria determined by Bank Indonesia. Thus the credit risk plus method is less appropriate if applied to the situation with credit quality decline that far exceeds prediction.
Kata Kunci : Kredit, Credit Risk Plus, Risiko, Default, Internal Rating Based Approach, Backtesting, Manajemen Risiko