KEKERASAN DALAM KEBIJAKAN TATA RUANG ISRAEL DI TEPI BARAT, PALESTINA
NADIA AGHNIA F, Prof. Dr. Mohtar Mas'oed, MA.
2018 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONALTepi Barat, Palestina, kini menjadi satu-satunya wilayah di dunia yang mengalami okupasi modern paling ekstrim secara spasial dan direncanakan dalam tata ruang kota oleh pemerintah Israel. Strategi itu terliat dalam bentuk (1) kebijakan kontrol mobilitas, (2) perampasan sumber daya, serta (3) dominasi demografi terhadap wilayah Tepi Barat. Fokus penelitian ini mencakup bahasan tentang ketiga bentuk kekerasan yakni kekerasan langsung, kekerasan struktural, dan kekerasan kultural yang terdapat dalam kebijakan tata ruang tersebut. Termasuk analisa dampak Kesepakatan Oslo dalam okupasi fisik terhadap Tepi Barat, serta bagaimana kebijakan tata ruang dimanfaatkan oleh rezim sayap-kanan Benjamin Netanyahu untuk mendapatkan popularitas bagi pemerintahannya. Penelitian ini merupakan upaya penulis untuk memahami bagaimana seharusnya upaya perdamaian dibangun dan pengabaian terhadap persoalan inti dari konflik, cepat atau lambat akan memperparah keadaan.
West Bank, Palestine, is the only region that has been subjected as the most extreme spatial occupation in the modern world, it can be seen through the city planning policy by the Israeli government. Those strategies show as (1) the policy of mobility control, (2) deprivation of resources, and (3) demoghraphic domination in West Bank. The focus of this study covers the discussion of the three forms of violence namely direct violence, structural violence, and cultural violence contained in the spatial policy. Including analysis of the impact of the Oslo Accords in physical occupation of the West Bank, and how spatial planning policy was used by Benjamin Netanyahu's right-wing regime to gain popularity for his government. This research is an author's attempt to understand how peace effort should be developed and by ignoring the core issues of the conflict, sooner or later it will aggravate the situation.
Kata Kunci : Tepi Barat, kebijakan tata ruang, Israel, kekerasan, Kesepakatan Oslo, Netanyahu