KARAKTERISTIK REMAJA TERKAIT PERILAKU BERISIKO HIV/AIDS PADA SISWA DI SMA NEGERI 6 KOTA LUBUKLINGGAU
YULI LUTHFIANA, Dr. Hera Nirwati, M.Kes, SpMK.; Drs. Abdul Wahab, MPH
2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar belakang: Masa remaja merupakan suatu periode ketika banyak orang mulai mengeksplorasi seksualitas mereka dan mulai bereksperimen, mencari dan mencoba pengalaman baru. Beberapa remaja juga mencari pengalaman dengan mencoba narkoba suntikan dan orientasi seksual yang membuat mereka berisiko untuk terkena infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan risiko penyakit reproduksi lainnya. Salah satu penyebab utamanya adalah melakukan hubungan seksual dini dan minimnya pengetahuan. Karakteristik remaja seperti umur dan tempat tinggal mempunyai hubungan untuk terjadi perilaku seksual tidak aman yang dapat menyebabkan penularan penyakit HIV/AIDS pada remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik remaja terkait perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja di SMA N 6 Kota Lubuklinggau. Metode: Penelitian menggunakan metode gabungan, yaitu kuantitatif secara cross sectional dan deskriptif kualitatif. Pengambilan data kuantitatif dengan pengisian kuesioner dan data kualitatif dengan wawancara di SMA N 6 Kota Lubuklinggau. Dari 553 siswa dan 21 kelas yang ada dilakukan random sampling dan didapatkan sampel dengan jumlah 5 kelas dan 120 subyek. Pendekatan kualitatif dengan wawancara 5 orang responden yang merupakan perwakilan dari tiap kelas yang menjadi subjek penelitian. Hasil: Dari 120 subyek penelitian didapatkan remaja tidak berperilaku berisiko sebanyak 95,8% dan yang mempunyai perilaku berisiko sebanyak 4,17%. Pada variabel sosial ekonomi terdapat hubungan yang signifikan antara sosial ekonomi dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja. Remaja dari keluarga dengan sosial ekonomi kurang mempunyai kecenderungan untuk berperilaku berisiko HIV/AIDS 13 kali (95% CI 1,39-121,6) lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai sosial ekonomi cukup. Variabel tempat tinggal, jenis kelamin, pengetahuan, teman sebaya dan sumber informasi tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada remaja Kesimpulan: Status sosial ekonomi remaja memiliki hubungan yang signifikan dengan berperilaku berisiko HIV/AIDS. Remaja dengan status sosial ekonomi tidak cukup cenderung melakukan perilaku berisiko HIV/AIDS.
Background: Adolescence is the period when someone starts exploring his sexuality and trying new experiences. The risky age that should be reck is around 10 to 19 years. At that period, some teenagers seek new things by injecting drug attempts and staisfying their sex desire, which are at risk of being infected with Human Immunodeficiency Virus (HIV) and other reproductive diseases. Purpose: This research aims to describe the characteristics of adolescents related HIV/AIDS risk behavior among students in (State High School 6 of Lubuklinggau) Method: This research use a combination method, consist of quantitative cross sectional and qualitative in phenomenology. For the quantitative methode, data collected using purposive random sampling by spreading questionnaires to 553 students from 21 classes, thus, there are 120 respondents deploy into 5 classes. At the same time, qualitative method is carried out using indepth interview. The debriefing is conducted to five respondents representing students from each class, school principal, and a teacher that is in charge in counseling. Results: From 120 respondents, There are 95.8% defendants who are not at risk of HIV/AIDS. There is a significant relationship between socioeconomic and HIV/AIDS risk behaviors. Adolescents who come from low socioeconomic families tend to behave at risk of HIV/AIDS with probability 13 times greater than those who originate from the better socioeconomic families. The other variable such as Residential, sex, knowledge, peer, and informational do not have a significant relationship with HIV/AIDS risk behaviors. Conclusion: Socioeconomic status may affect adolescents to behave at risk of HIV/AIDS. Adolescents with low socioeconomic status are not sufficient to engage in HIV/AIDS behaviors.
Kata Kunci : remaja, HIV/AIDS, perilaku, adolescent, behavior,