Laporkan Masalah

Pemanfaatan Sumber Daya Bersama dan kaitannya dengan Pemerintahan Komunitas Sebuah Studi Kasus Tentang Desa Wisata Pulesari yang Berhasil Merawat Kelestarian Sungai Bedog

YOHANES PAULUS M K, Dr. Cornelis Lay, M.A.

2018 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Penelitian ini muncul sebagai tanggapan atas keingintahuan yang kuat akan keberhasilan Desa Wisata Pulesari dalam pemanfaatan sumber daya secara kolektif tanpa menimbulkan kerusakan pada sumber daya itu sendiri. Sumber daya ini berupa sungai yang dimanfaatkan oleh warga Pulesari sebagai sumber air utama guna irigasi pertanian warga karena sebagian besar warga Pulesari adalah petani salak serta sebagian besar lahan di Pulesari dimanfaatkan sebagai kebun salak. Di sisi lain sungai ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Dengan berdirinya Desa Wisata Pulesari pada tahun 2012 sungai ini juga dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata. Oleh sebab itu menjadi menarik untuk menelusuri lebih dalam bagaimana warga Pulesari mengelola pemanfaatan Sungai Bedog serta mengapa mereka memilih mekanisme tersebut. Dalam upaya mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian yang muncul tersebut maka penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sebagai pisau analisis, penelitian ini menggunakan dua teori besar yakni common pool resources/sumber daya bersama serta community governance/pemerintahan komunitas. Data di lapangan yang didapatkan melalui wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi menunjukkan bahwa penggunaan Sungai Bedog sebagai daya tarik utama desa wisata bukan berarti tanpa masalah. Banyaknya penolakan atas ide pembangunan desa wisata serta penolakan penggunaan sungai merupakan bagian dari proses yang harus dilalui untuk merubah suatu tatanan sosial yang dirasa sudah mapan tersebut. Hadirnya pak Sarjana sebagai inisiator menjadi poin penting karena ia mampu menggerakkan warga guna membangun desa wisata serta meredam konflik yang muncul. Warga Pulesari yang masih memegang adat dan budayanya dengan baik yang kemudian bertemu atau dimanfaatkan dengan baik oleh pak Sarjana dan rekannya melahirkan sebuah konsensus. Kosensus inilah yang menjadi tiket pembangunan desa wisata serta meredamnya konflik di masyarakat dan juga menjadi kunci kesuksesan Pulesari dalam pengelolaan pemanfaatan Sungai Bedog.

This research emerged in response to a strong curiosity about the success of Pulesari Tourist Village in the utilization of resources collectively without causing any damage to the resources themselves. This resource known as Bedog River is utilized by Pulesari residents as main water source for irrigation because most of Pulesari residents are salak farmers. Most of the land in Pulesari is used as thorny palm fruit fields. On the other hand, the river is also used by citizens to full fill their daily needs. With the establishment of Pulesari Tourist Village in 2012, this river is also used as the main attraction of tourism. Therefore, this phenomenon becomes interesting to explore how the Pulesari residents manage the utilization of Bedog River and why they choose that mechanism. To answer the research questions which appear, this research use case study research method with qualitative approach. This research uses two major theories: common pool resources and community governance. A lot of data which obtained through in-depth interviews, observations and documentation indicate that the use of Bedog River as the main attraction of tourist village triggered a conflict because some villagers are refuse the use of the river as main attraction of Pulesari Tourist Village. To reduce the conflict and make Pulesari residents agree to build tourist village, the presence of Mr. Sarjana becomes very important. He is one of the main actor who can mobilize the community to build tourist village and reduce the conflict. Mr. Sarjana and his colleagues as make use of customs and culture which Pulesari residents still hold it to give birth a consensus. This Consensus is a ticket for the development of tourist village as well as reducing the conflict in the community and also as the key to the success of Pulesari in managing the utilization of Bedog River.

Kata Kunci : Self Governance, Community Governance, Common Pool Resources, Tata Kelola Sumber daya, Tragedy of the Common, Politik Sumber Daya, Collective Action.

  1. S1-2018-349854-Abstract.pdf  
  2. S1-2018-349854-Bibliography.pdf  
  3. S1-2018-349854-TableofContent.pdf  
  4. S1-2018-349854-Title.pdf