PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH DAN PERAN SEKTOR TERSIER DI KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI (JABODETABEK)

ANGELA GERDA PRATIWI, Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si., M.T.

2018 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAH

Pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan tingkat ekonomi kearah lebih maju melalui pengembangan sektor ekonomi yang sesuai dengan keunikan masing-masing daerah. Sektor tersier merupakan sektor ekonomi paling dominan dalam pembangunan ekonomi kawasan perkotaan. Kawasan Jabodetabek sebagai wilayah dengan sistem perkotaan nasional menjadi sangat menarik untuk diketahui perbedaan perkembangan ekonomi beserta peran sektor tersier di tiap wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan keduanya dan merekomendasikan rencana pengembangan ekonomi wilayah yang optimal. Teknik analisis penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan basis data sekunder berupa data Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha tahun 2012-2016. Analisis data yang digunakan adalah analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Pendapatan Perkapita, tipologi Klassen, analisis struktur ekonomi, Location Quotient (LQ), dan korelasi Spearman. Unit analisis penelitian adalah kabupaten/kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi daerah yang termasuk provinsi DKI Jakarta lebih dominan bertipe I (maju) dan II (maju tertekan). Berbeda halnya dengan daerah yang berada disekitar ibukota Jakarta dominan termasuk dalam tipe III (berkembang) dan IV (tertinggal). Hal ini karena kota-kota di Provinsi DKI Jakarta sangat strategis dan mendukung kegiatan ekonomi baik dalam lingkup nasional, regional, maupun internasional. Sedangkan wilayah lainnya hanya sebagai penyangga. Peran sektor tersier yang sangat besar berada pada wilayah maju dan cepat tumbuh. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya sektor tersier maju dan cepat tumbuh dan sektor maju tertekan di wilayah kota dan memiliki banyak sektor unggulan, sedangkan klasifikasi sektor berkembang cepat dan tertinggal mendominasi wilayah pinggiran dan tidak memiliki sektor tersier unggulan sehingga peran sektor tersier tidak berdampak besar bagi ekonomi wilayahnya seperti di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Perkembangan ekonomi wilayah dan peran sektor tersier memiliki hubungan searah melalui kontribusi sektor dengan nilai signifikansi 0,046 ditahun 2013 dan melalui sektor unggulan bernilai 0,046 ditahun 2014 dan 2015, serta tahun 2016 bernilai 0,049. Hubungan yang terjadi cukup kuat namun tidak merata pada tiap tahunnya. Pengembangan ekonomi khususnya sektor tersier di Kawasan Jabodetabek memperhatikan tipe wilayah, kontribusi sektoral, sektor unggulan, dan misi tiap daerah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Perlu adanya program prioritas guna mengoptimalkan pembangunan ekonomi di Kawasan Jabodetabek.

Economic development is the process of changing the level of the economy towards the more advanced through the development of a sector of the economy in accordance with the uniqueness of each region. The tertiary sector is the dominant economic sector in the economic development of urban areas. The area of Jabodetabek is the region with the national urban system became very interesting to note the difference of economic development along with the role of the tertiary sector in each region. This research aims to analyze the relationship and recommend the optimal economic development plan. Techniques analytical research was descriptive quantitative, using the database with data secondary in the form of Gross Regional Domestic Product (GRDP) according to field business of the year 2012 to 2016. Data analysis was the analysis of the rate of economic growth (LPE), income per capita, typology Klassen, structure analysis, Location Quotient (LQ), and Spearman correlation. Research analysis unit was a kabupaten/kota. The results showed that the economic development of the regions including Jakarta more dominant type I (forward) and II (Advanced depressed). Different case with areas exist around the capital Jakarta dominant included in type III (developed) and IV (left). This is because cities in DKI Jakarta strategic and supportive of economic activity both in the scope of national, regional and international level. While other regions only as a buffer. The role of the tertiary sector is at a very large area of advanced and fast growing. This is shown by the number of tertiary sector developed and fast growing sectors and advanced distressed in areas of the city and has many flagship sectors, while the fast-growing sector classification and the left dominated the suburban areas and do not have the tertiary sector the leading role of the tertiary sector so that it does not have a major impact for economic territory as in Bekasi and Bogor regency. Economic development of the region and the role of the tertiary sector has a direct relationship with the sector's contribution through the value of 0.046 significance in 2013 and through flagship sector worth 0.046 in 2014 and 2015, 2016 and is worth 0.049. Relationships happen fairly strong but not evenly on each year. Economic development in particular tertiary sector in the area of Jabodetabek region type, pay attention to the sectoral contributions, the leading sectors, and each mission area in the Regional Medium-Term Development Plan (RMTDP). Need for program priorities in order to optimise the economic development in the area of Jabodetabek.

Kata Kunci : perkembangan ekonomi wilayah, sektor tersier