National Security and Human Rights Protection Dilemma: The Case of Guantanamo Bay
DIANKA FIRSTA B, Dr. Dafri Agussalim
2018 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALSkripsi ini akan menjelaskan tentang alasan dibalik kebijakan Amerika Serikat dalam upaya mempertahankan penjara Guantanamo Bay, meskipun mendapat kecaman dan kritik dari masyarakat internasional karena adanya pelanggaran terhadap norma-norma hak asasi manusia. Guantanamo Bay telah menjadi kebijakan anti terrorisme paling kontroversial sejak masa pemerintahan Presiden Bush setelah tragedi 9/11. Istilah ‘Unlawful Enemy Combatants’ menjadi justifikasi utama bagi pemerintah Amerika Serikat untuk menahan terduga teroris di dalam penjara Guantanamo. Selain itu, kegagalan pemerintahan Obama dalam upaya penutupan penjara tersebut, semakin mempertegas anggapan bahwa pemerintah Amerika Serikat tidak benar-benar ingin menutup Guantanamo. Oleh karena itu, teori sekuritisasi akan digunakan untuk menganalisa kasus tersebut, dengan meninjau kembali pemerintahan Amerika Serikat pada masa Presiden Bush sampai Presiden Trump. Termasuk menlihat kembali factor-faktor kegagalan Obama dalam upayanya menutup penjara Guantanamo.
This thesis aims to explain the rationalization behind the US policy in keeping Guantanamo Bay open despite of the controversy and criticism from the international community due to the violation of human rights norms. Guantanamo Bay has become the most controversial counterterrorism policy since Bush Administration after the 9/11 tragedy. The term of ‘Unlawful Enemy Combatants’ has become the main justification by the US authorities to detain the suspected terrorist inside Guantanamo Prison. In addition to it, the failure of Obama Administration to close down the detention facility magnified the notion that the US government has no intention to terminate the prison. Thus, the theory of securitization will be used to analyze the case, by tracing back through the US government under President Bush to Donald Trump Administration. Including the factors behind the failure of Obama’s plan to bring Guantanamo to an end.
Kata Kunci : Guantanamo Bay, keamanan, hak asasi manusia, HAM, Keamanan Negara, Sekuritisasi, Amerika Serikat, War on Terror, Bush, Obama, Trump, Unlawful Enemy Combatant