Upaya Forum Umat Islam Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Membangun Isu Bahaya Komunisme dan Kebangkitan PKI sebagai Masalah Publik

HARDIAN RELLY PRABOWO, Prof. Dr. Agus Pramusinto, M.Dev.Admin.

2018 | Skripsi | S1 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui upaya FUI DIY membangun isu atau wacana bahaya komunisme dan kebangkitan PKI sebagai masalah publik. Kebebasan di era reformasi memunculkan pembicaraan secara terbuka masalah komunisme dan PKI dengan versi narasi baru yang berpihak kepada PKI atau pihak yang berhubungan dengan organisasi itu. Dikatakan bahwa mereka adalah korban dan pihak yang bersalah merupakan pihak yang selama ini dianggap benar. Hal tersebut direspon oleh berbagai pihak bahwa pembicaraan tersebut dapat menyebarkan atau membangun ideologi komunisme dan membangkitkan PKI yang berbahaya bagi masyarakat. Respon dilakukan dengan wacana tandingan dan aktivitas untuk melawan penyebaran narasi baru. Beberapa gerakan sosial melakukan respon tersebut, diantaranya adalah FUI DIY. Mereka melakukan upaya membangun wacana bahaya komunisme dan kebangkitan PKI sebagai masalah publik demi mempengaruhi pendapat umum bahwa komunisme dan PKI dapat membahayakan kehidupan. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menjelaskan upaya FUI DIY dibagi menjadi dua, yaitu framing process yang berisi berbagai narasi wacana untuk membentuk pemahaman bersama yang terbagi dalam agregate frame, consensus frame, dan collective action frame dan struktur mobilisasi sebagai aksi kolektif dalam membangun wacana ini, seperti tabligh akbar, upaya penghentian kegiatan, membangun koalisi, audiensi, dan pemanfaatan media. Terkait dengan kualitas publicness dari FUI DIY diketahui melalui tiga indikator, yaitu akses, aktor (agensi), dan kepentingan. Dari ketiga indikator tersebut FUI DIY buruk di indikator akses. Dari segi aktor (agensi) walau mereka berbasiskan islam tetapi berusaha berkontribusi untuk negara Indonesia. Sedangkan dari segi kepentingan diketahui mereka memiliki konstruksi kepentingan publik kesatuan (unitary theory). Dari narasi wacana yang dijelaskan dapat diketahui kategorisasi masalah tersebut sebagai masalah regulatif, masalah dalam negeri, dan masalah substantif serta dapat dijelaskan dengan karakteristik masalah publik, yaitu saling ketergantungan antar masalah, subjektivitas masalah, artificiality masalah, dan dinamika sebuah masalah.

This research tries to know the efforts of FUI DIY to build the issue or discourse of danger of communism and the revival of PKI as a public problem. Freedom in the reform era led to open discussion of communism and the PKI with a new narrative version in favor of the PKI or the parties to the organization. It is said that they are victims and the guilty party is the party that has been considered right. It was responded by various parties that the talks could spread or build communist ideology and generate PKI that is harmful to society. Responses were made with counter-discourse and activities to counter the spread of new narratives. Some social movements do the response, such as FUI DIY. They made an effort to build the discourse of danger of communism and the rise of the PKI as a public problem in order to influence the public opinion that communism and the PKI could endanger life. The type of this research is qualitative research with case study approach. The results of the research explain the efforts of FUI DIY is divided into two, the framing process that contains various narrative discourse to form a shared understanding which is divided into agregate frame, consensus frame, and collective action frame and mobilization structure as a collective action in building this discourse, such as tabligh akbar, attempts cessation of activities, coalition building, audiences, and media utilization. Related to the quality of publicness of FUI DIY is known through three indicators, namely access, actors (agency), and interests. From the three indicators FUI DIY is poor in the access indicators. In terms of actors (agency) even though they are based on Islam but trying to contribute to the state of Indonesia. Whereas in terms of interests it is known that they have the construction of a unitary theory. From the narrative of discourse described can be known categorization of the problem as regulative problem, domestic problem, and substantive problem and can be explained with characteristic of public problem, that is interdependence between problem, problem subjectivity, problem artificiality, and dynamics of a problem.

Kata Kunci : framing process, struktur mobilisasi, masalah publik