Laporkan Masalah

OPTIMALITAS FUNGSI DAN PERAN KOTA KLATEN

KHAULAH KHIYARUNNISA, Retno Widodo Dwi. P, S. T., M. Sc., Ph. D

2018 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Untuk bisa tumbuh dan berkembang, kota-kota harus mempunyai peran yang cukup kuat dalam struktur ruang wilayah atau sistem perkotaan (Rodrigue, 2006). Optimalitas kota dapat dicapai ketika pertumbuhan produksi internal kota dapat bersinergi positif dengan hubungan atau jaringan kota tersebut dengan kota-kota di sekitarnya baik yang berukuran lebih kecil ataupun lebih besar dalam sistem perkotaan nasional dan global (Rondinelli, 1983; dan Cheng dan Ma, 2017). Optimalitas kota bagi kota sekunder (secondary city) sebagai kota kedua adalah dengan menjalankan peran optimalnya untuk menghubungkan kota-kota utama (primary cites) dan kota-kota kecil (small towns) dalam sistem perkotaan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebenarnya kota-kota sekunder memerankan diri secara optimal dalam struktur ruang wilayah atau sistem perkotaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif yang membandingkan teori optimalitas kota sekunder yang telah ada sebelumnya dengan kondisi empiris kota sekunder yaitu Kota Klaten. Pemilihan ini didasari keadaan Kota Klaten sebagai kota sekunder yang diapit oleh dua kota utama (primary cities) dalam jarak sangat dekat yaitu Kota Yogyakarta dan Kota Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Klaten saat ini belum mencapai pelayanan optimumnya karena belum mengambil spesialisasi fungsinya untuk berperan dalam sistem perkotaan yang lebih luas. Identifikasi area hinterland yang dilakukan menggunakan proximal area method (Ghosh dan McLafferty, 1987) menunjukkan bahwa jangkauan hinterland untuk masing-masing jenis pelayanan Kota Klaten berbeda-beda. Target pelayanan Kota Klaten pada dokumen RTRW yang ada untuk mencapai skala layanan PKW untuk semua jenis pelayanannya tidak memberikan keuntungan komparatif (comparative advantage) dan tidak sesuai dengan konsep Rondinelli (1983) bahwa untuk dapat berperan optimal, kota-kota harus mempunyai spesialisasi fungsi dalam sistem perkotaan.

In order to grow and develop, cities should have a strong role in the urban structure or urban system (Rodrigue, 2006). City's optimality can be achieved when the city's internal production growth can synergize positively with the city's linkage or network with surrounding cities of either smaller or larger cities size in the national and global urban systems (Rondinelli, 1983; and Cheng and Ma, 2017). The urban optimality of the secondary city as the second city is to carry out its optimum role to connect the primary city and small towns in a sustainable urban system. This research is purposed to understand how exactly the secondary cities play an optimal role in the urban structure or urban system. This research is conducted using a deductive approach that compares the existing optimum secondary city theory with the empirical condition of the secondary city of Klaten. Klaten City was chosen based on its conditions as a secondary city flanked by two primary cities in a very short distance, it is Yogyakarta City and Surakarta City. The result of this research shows that Klaten City currently has not reached its optimun service since Klaten City has not specialized function to play a role in the wider urban system. The hinterland area identification is conducted using the proximal area method (Ghosh and McLafferty, 1987) shows that hinterland area for each type of Klaten City�s service is heterogenous. The Klaten City service target on existing RTRW documents to achieve PKW scale for all service functions does not provide optimum comparative advantage and it is not in accordance with Rondinelli's (1983) concept that cities should specialize functions in the wider urban system to be able to play an optimal role.

Kata Kunci : Urban System, Secondary City, Optimal, Hinterland, Urban Competitiveness

  1. S1-2018-369224-abstract.pdf  
  2. S1-2018-369224-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-369224-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-369224-title.pdf