Laporkan Masalah

KEJAHATAN DALAM KRITIK TEODISI ALBERT CAMUS

HANANTA I. SUBARKAH, Dr. Rr. Siti Murtiningsih

2018 | Skripsi | S1 FILSAFAT

Penelitian ini berjudul "Kejahatan dalam Kritik Teodisi Albert Camus". Keberadaan kejahatan menjadi masalah tersendiri bagi keyakinan akan keberadaan Tuhan. Teodisi hadir untuk memberi jawaban atas permasalahan kejahatan. Pemikiran Albert Camus dihadirkan untuk memberi penegasan khusus tentang yang absurd terkait dengan permasalahan kejahatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bidang filsafat dan termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan. Kajian ini merupakan kajian kepustakaan dengan menggunakan model penelitian historif faktual tokoh. Metode yang digunakan adalah hermeneutika filosofis dengan unsur-unsur metodis sebagai berikut; analogi, idealisasi, interpretasi, kesinambungan historis, koheresi intern, dan komparasi. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan kritik Pandangan Albert Camus yang mendalam mengenai konsep-konsep teodisi yang ada. Hasil penelitian yang dicapai adalah sebagai berikut; (1) Teodisi adalah suatu upaya untuk menjawab permasalahan mengapa Tuhan mengijinkan kejahatan eksis di dunia, yang harus dipertahankan dalam metafisika terkait dengan suatu keberadaan yang ada. Teodisi adalah upaya pembelaan Tuhan kaum teis dalam menjawab permasalahan kejahatan. (2) Kritik utama Camus tentang teodisi terkait dengan kebebasan. Camus berpendapat bahwa keberadaan kejahatan seharusnya menjadi tanggung jawab Tuhan yang memiliki kuasa atas segala hal. Sebaliknya di dunia ini yang menanggung penderitaan akibat dari kejahatan adalah manusia, yang terikat oleh absurditas. Camus melihat kejahatan demikian menjadi kejahatan alam. Menghadapi ini manusia memberontak dengan setia dan cinta kepada kehidupan. Kejahatan moral dilakukan oleh manusia akibat dari kepercayaan atas ketidakberadaan. Segala sesuatu menjadi sah termasuk juga pembunuhan. Manusia menjadi hakim pembunuh yang berkuasa menggantikan Tuhan. Menghadapi ini Camus menyetujui suatu kebebasan yang relatif di mana manusia hidup secara moderat.

This study was entitled "Kejahatan dalam Kritik Teodisi Albert Camus". The existence of evil was became quite problem for the belief in the existence of God. Theodicy was presenced to give answers to problems of evil. The thought of Abert Camus was presented to give a specific affirmation of the absurd associated with the problem of evil. This research was a qualitative research field of philosophy and included in the type of library research. This study was a literature study using historical factual research model of figures. The method used was philosophical hermeneutics with the following methodical elements; analogy, idealization, interpretation, historical continuity, internal coherence, and comparability. The purpose of this study was to presented Camus's in-depth critique of existing theodicy concepts. The results of the research were (1) Theodicy was an attempt to answer the question of why God allows evil to exist in the world, which must be maintained in metaphysics regarding an existing being. Theodicy was attempted to defend the theist God in answering the problem of evil. (2) Camus's main criticism of the theodicy was related to freedom. Camus was argued that the existence of evil should be the responsibility of God who has power over all things. But in this world who took the suffer that resulting from evil was human, who was bounded by absurdity. Camus sees this kind of evil was a nature evil. Facing this man rebelled faithfully and love to life. Moral evil were committed by humans resulting from the belief in non-existence. Everything were becames legitimate as well as murder. Man were becames the murderous judge in charge of God. Facing this Camus was agreed on a relative freedom in which humans live moderately.

Kata Kunci : Teodisi, Albert Camus, absurditas, kejahatan.

  1. S1-2018-335853-abstract.pdf  
  2. S1-2018-335853-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-335853-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-335853-title.pdf