PERKEMBANGAN MASJID AGUNG MANONJAYA TASIKMALAYA TAHUN 1832-2010
ILHAM FAJAR NUGRAHA, Dr. Mimi Savitri, S.S., M.A.
2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPenelitian ini dilakukan pada Masjid Agung Manonjaya. Pemilihan objek masjid tersebut dalam skripsi ini adalah karena Masjid Agung Manonjaya merupakan satu-satunya masjid kuno di wilayah Priangan Timur. Permasalahan yang dijawab adalah bagaimana perkembangan bangunan Masjid Agung Manonjaya. Tujuan penelitian yang dilakukan ini untuk mencari dan membuktikan bahwa peningkatan jumlah jamaah, bencana alam, dan beragamnya kegiatan yang dilakukan menjadi faktor perkembangan yang dialami Masjid Agung Manonjaya. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi lapangan, dan wawancara. Studi pustaka dilakukan terhadap dokumen-dokumen pemugaran, skripsi, laporan penelitian, dan foto-foto lama. Observasi dilakukan dengan langsung mendatangi masjid. Sedangkan untuk wawancara dilakukan dengan DKM masjid, lembaga terkait dan masyarakat sekitar. Hasil dari penelitian ini adalah Masjid Agung Manonjaya mengalami perkembangan bangunan dari awal berdirinya pada tahun 1832-2010 sebanyak tujuh kali yang disebabkan oleh adanya kebutuhan ruang bagi manusia untuk berkembang. Yaitu karena meningkatnya jumlah jamaah dan mulai beragamnya aktivitas yang dilakukan di dalam masjid. Faktor lain yang mempengaruhi perkembangannya adalah sering terjadinya bencana alam berupa gempa bumi sehingga memunculkan upaya pemugaran dengan penggantian material bangunan yang lebih modern, kuat, dan awet.
This research was conducted at Masjid Agung Manonjaya. Appointment of the object of the mosque because Masjid Agung Manonjaya is the only ancient mosquie in east priangan area. The problem answered is how the development of mosque building. This research was conducted to find and to prove that the increasing number of pilgrims, natural disaster, and the variety of activities undertaken become the development factors experienced by Masjid Agung Manonjaya. Data collection was done by literature study, field observation, and interview. Library study was conducted on refurbishment documents, thesis, research reports, and old photographs. Observation is done by going directly to the mosque. As for the interview conducted with DKM mosque, related institutions and surronding communities. The result of this research is the Masjid Agung Manonjaya experiencing the development of the building from the beginning of the establishment in the year 1832-2010 as much as seven times caused by the existence of space for human needs to grow. That is due to the increasing number of pilgrims and began various activities conducted in the mosque. Another factor that affects its development is the frequent occurrence of natural disasters in the form of earthquakes so as to bring restoration efforts with the replacement of building materials more modern, strong, and durable.
Kata Kunci : Bangunan cagar budaya, masjid kuno, perkembangan, Masjid Agung Manonjaya, pelestarian/Ancient mosque, development, Manonjaya Grand Mosque, preservation