POTENSIAL INKOMPATIBILITAS PADA PENCAMPURAN SEDIAAN INJEKSI INTRAVENA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING, YOGYAKARTA
CLORINDA OLGA BERLIANATA, Fivy Kurniawati, S.Farm., M.Sc., Apt.;Dr. Fita Rahmawati, SP.FRS., Apt.
2018 | Skripsi | S1 FARMASIPencampuran sediaan parenteral umumnya memiliki kekurangan yaitu kemungkinan terjadinya inkompatibilitas obat. Kajian mengenai inkompatibilitas obat intravena menjadi perhatian besar bagi farmasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase inkompatibilitas dan jenis obat-obat intravena yang berpotensi terjadi inkompatibilitas pada penggunaan sediaan intravena pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data secara prospektif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan observasi langsung pada tahap pencampuran obat parenteral serta proses pemberian obat pada pasien bangsal dewasa dan bangsal anak serta dilengkapi dengan data rekam medis pada Desember 2017-Februari 2018. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan Handbook on Injectable Drugs edisi 17 tahun 2013. Pada penelitian ini sejumlah 166 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat 40 pasien (24,10%) yang berpotensi terjadi inkompatibilitas pada penggunaan obat injeksi intravena di bangsal rawat inap dengan total kejadian inkompatibilitas 116 (69,87%) kejadian. Inkompatibilitas yang terjadi yaitu inkompatibilitas obat diberikan bersamaan dengan obat lain secara bolus pada jam yang sama (obat-obat) 49 (29,52%) kejadian dengan persentase terbesar pada ondansetron-furosemid (4,82%), obat yang diadministrasikan bersamaan dengan infus pada jalur yang sama (obat-infus) 63 (37,95%) kejadian dengan persentase terbesar pada ceftriaxon-RL (31,93%), dan mixture sejumlah 4 (2,41%) kejadian dengan persentase terbesar pada fenitoin-NaCl 0,9% (1,8%). Pemberian sediaan injeksi intravena masih berpotensi terjadinya inkompatibilitas sehingga perlu perhatian farmasis.
Mixing of parenteral preparations generally has a disadvantage that is the possibility of drug incompatibility. Studies of intravenous drug incompatibilities are an important consideration for pharmacists. This study aims to determine the percentage of incompatibilities and types of intravenous drugs potentially incompatible of inpatients in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, Yogyakarta. This study is a cross sectional design with prospective data collection by purposive sampling technique. Methods of data collection is direct observation of the parenteral drug mixing and the process of drugs administration in adult ward and child ward and the data completed with medical record in December 2017-February 2018. The data obtained were analyzed descriptively compared with Handbook on Injectable Drugs 17th edition 2013. In this study a total of 166 patients meet the inclusion criteria. The results showed that there were 40 patients (24.10%) with potential incompatibility in intravenous drug use of inpatient wards with total incidence of 116 (69.87%) incidents. The incompatibilities in this study consist of the incompatibility of bolus drug given along with another bolus drug at the same hour (drug-drug) 49 (29.52%) incidents with the largest percentage is ondansetron-furosemid (4.82%), incompatibility of the drug given along with the infusion on the same route (drug-infusion) 63 (37.95%) incidents with the largest percentage is ceftriaxon-RL (31.93%), and incompatibility of the mixture 4 (2.41%) incidents with the largest percentage of phenytoin-NaCl 0,9% (1.8%). Intravenous injection preparations still have potentially incompatible so that pharmacists need to pay more attention.
Kata Kunci : inkompatibilitas, intravena, pasien rawat inap, RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta